REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suasana Hotel Mulia, Senayan, Jakarta tampak berbeda kali ini. Trotoar di sekitar area hotel tampak dipenuhi oleh orang-orang yang sedang berkerumun. Ada yang duduk diam, ada pula yang asyik mengobrol satu sama lain.
Tapi yang membuat mereka berbeda, sebagian besar dari mereka tampak mengenakan kaos berwarna merah. Pada kaos mereka tertera tulisan ''Liverpool FC''. Ada pula yang bertuliskan ''You'll Never Walk Alone''. Ya, mereka adalah para pendukung setia dari klub sepakbola Inggris, Liverpool.
Liverpool sedang menjalani salah satu tur pramusimnya di Jakarta, terhitung sejak kedatangan mereka pada Rabu (17/7) dan akan diakhiri dengan pertandingan melawan Indonesia XI di Stadion Gelora Bung Karno, Sabtu (20/7).
Sejumlah pendukung tidak bisa masuk ke area hotel karena izin hanya diberikan kepada pers yang ingin meliput.
Pendukung yang datang ke Hotel Mulia tidak hanya berasal dari kawasan Jabodetabek saja. Ada yang berasal dari luar Jakarta dan bahkan juga ada yang berasal dari luar Pulau Jawa, Paolin misalnya.
Pemuda berusia 21 tahun ini mengaku jauh-jauh datang dari Medan demi menonton langsung klub kesayangannya. ''Padahal saya lagi ngurusin skripsi, tapi ya tidak apa-apalah,'' kata Paolin sambil tertawa, Kamis (18/8).
Pemuda berkacamata ini juga menceritakan ia berangkat seorang diri ke Jakarta dan menginap di rumah saudaranya. ''Saya baru sampai kemarin (17/7) pukul 10.00 WIB dan langsung menukarkan tiket pertandingan,'' ungkap Paolin.
Selain Paolin, ada pula pendukung lainnya yang datang dari luar Pulau Jawa. Andre, pendukung asal Manado, memutuskan tidak bergabung bersama BIGREDS (Asosiasi Pendukung Liverpool di Indonesia) region Manado dan akhirnya ia berangkat seorang diri ke Jakarta.
''Di sini saya tinggal bersama seorang teman,'' kata Andre dengan logat Manadonya masih sangat terasa saat ia berbicara.
Para pendukung juga ada yang berasal dari provinsi lain di Pulau Jawa. Putra, (21 tahun) adalah seorang pendukung yang berasal dari Yogyakarta. Sama seperti Andre, mahasiswa Universitas Islam Indonesia Jurusan Ekonomi ini mengaku datang ke Jakarta seorang diri dan menumpang di rumah temannya.
''Kebetulan punya teman di Bekasi jadinya gampang,'' kata Putra yang mengenakan seragam kebesaran Liverpool berwarna hitam.
Paulin, Andre, Putra beserta pendukung Liverpool lainnya rela menunggu lama demi melihat langsung pemain kesayangan mereka keluar dari hotel.
Ternyata, antusiasme terhadap Liverpool tidak hanya milik kaum Adam. Beberapa wanita juga tampak ikut menunggu di trotoar bersama pendukung Liverpool lainnya. Sebagian dari mereka juga ikut mengenakan jersey Liverpool.
Tapi untuk urusan kenekatan, kaum Hawa juga boleh diadu. Widiani (20 tahun) nekat menyamar menjadi wartawan sebuah media televisi Indonesia, agar dapat masuk ke dalam Hotel Mulia dan bertemu langsung dengan pemain Liverpool.
''Saya meminjam ID Card kakak saya supaya dikira wartawan sungguhan,'' kata Widiani penuh antusias. Mahasiswi Universitas Indonesia ini juga menyiapkan kemeja untuk menutupi jersey Liverpoolnya. ''Biar terlihat meyakinkan,'' ujar Widiani.
Al Fath (21 tahun), seorang fans Liverpool juga bercerita mengenai kegilaan yang dilakukan temannya demi menonton Steven Gerrard cs di Jakarta. ''Teman saya sampai menunda sidang skripsi demi nonton Liverpool, gila dia!'' kata Al fath penuh semangat.
Cerita-cerita di atas merupakan bentuk pengorbanan dan kesetiaan yang dilakukan seorang pendukung terhadap klub sepak bola kesayangannya. Jarak dan rintangan lainnya tak lagi jadi penghalang. Bagi mereka, Liverpool adalah lebih dari sebuah klub. Tapi sudah menjadi seperti wadah yang mempertemukan mereka semua. Ah, kalau sudah menjadi penggemar berat, segala cara pasti dihalalkan! Bagaimana Steven Gerrard cs?