Oleh Rosita Budi Suryaningsih
REPUBLIKA.CO.ID, Berada dalam pengungsian di kelamnya peperangan tak menyurutkan semangat kaum Muslim Suriah untuk menikmati bulan suci Ramadhan.
Dengan sebuah kue tradisional serupa panekuk bernama qatayef, mereka bisa mencicipi sedikit manisnya hidup. Tak sedikit para pembuat qatayef dengan sukarela membuatkan kue legit ini untuk berbuka buasa bagi para pengungsi konflik Suriah.
Salah satunya di kamp pengungsian Zaatari di Yordania. Kue tradisional ini sangat khas. Bentuknya seperti panekuk yang dilipat, dengan bagian atasnya diisi dengan ragam makanan seperti keju, kelapa, kacang psitachio, dan krim. Sebelum menikmatinya, qatayef direndam dalam sirup manis terlebih dahulu.
Kue ini merupakan makanan khas kala Ramadhan di Suriah. Ramadhan rasanya tak lengkap bila orang Suriah belum menikmati kue manis ini untuk berbuka puasa.
Salah satu pembuat kue ini, Ali Hariri, mengaku sukarela membuat kue ini. Ia berharap rekan-rekannya yang berada di pengungsian tetap bisa bersemangat dan tak melupakan momen-momen istimewa Ramadhan. “Kami ingin memberikan pengalaman yang sama, laiknya mereka sedang berada di tempat tinggalnya di Suriah,” katanya, dilansir oleh Onislam, Ahad (21/7).
Ali dan sejumlah orang lain telah bersiap untuk menyajikan beragam makanan khas Suriah sejak awal Ramadhan. Namun, untuk membuat qatayef, mereka kesulitan menemukan bahan-bahan pembuatnya karena harganya yang selangit. Hanya krim yang sanggup dibeli oleh mereka.
Untunglah hati para pembuat kue ini terketuk untuk membantu para pengungsi. Para penjual kue ini tak mematok harga yang tinggi, khusus untuk kue qatayef. Mereka menjual dengan harga yang lebih rendah per kilogramnya. “Jika ada yang meminta saya untuk membuat qatayef, saya hanya mematok harga 1 dolar Yordania untuk satu kilogramnya,” ujar Ali.
Meskipun harga telah dipatok serendah mungkin, harga ini masih dirasa terlalu mahal untuk warga di pengungsian. Akhirnya, Ali dan salah satu pembuat kue lainnya, Abu Haitham, dengan sukarela membuatkan kue dengan gratis. “Setiap hari saya menyiapkan 100 kg kue dan menyisihkan 20 kg dari situ bagi mereka yang benar-benar tak mampu membeli qatayef,” ujar Abu Haitam.
Bagi para pembuat kue sepertinya, membuat dan membagi-bagikan kue Ramadhan nan manis ini merupakan sebuah kesempatan untuk memberikan setetes kebahagian kepada para pengungsi.
Para pengungsi konflik Suriah merasa terhibur dan bisa menikmati Ramadhan seperti di kampung halamannya sendiri. “Saya hanya ingin menciptakan suasana yang bahagia bagi keluarga kami di pengungsian,” katanya.