REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Tito Vilanova membawa Barcelona memenangi gelar La Liga musim lalu dengan raihan 100 poin dan lolos ke semifinal Liga Champions Eropa serta Piala Raja.
Setelah 12 bulan duduk di kursi panas Camp Nou, Vilanova akhirnya mengundurkan diri sebagai entrenador Barcelona. Ia lebih memilih fokus menjalani pengobatan penyakit kanker kelenjar ludah yang ia alami. Begitu laporan yang dikutip dari laman bleacherreport.
Raihan 100 poin itu merupakan raihan fenomenal dalam sejarah La Liga. Berikut lima pelajaran yang diberikan Vilanova dalam jagad sepak bola.
Pelajaran pertama, Vilanova berusaha tampil dalam gaya manajemen kepelatihan yang mandiri. Sepak bola kerapkali berurusan dengan sosok asisten manajer yang kerapkali mengemban tugas justru sebagai "orang nomor satu" dalam klub.
Ia digadang-gadang sebagai salah seorang manajer yang mendulang manajer sukses dalam perjalanan sejarah Barcelona. Vilanova relatif mulus mengarungi transisi kepelatihan di kubu Barca setelah Pep Guardiola mengundurkan diri.
Pelajaran kedua, Vilanova paham benar akan tradisi yang tumbuh berkembang di Barcelona. Para pendukung fanatik Barcelona -Los Cules - senantiasa menuntut menang dan menang. Mereka punya mentalitas menang dari setiap pertandingan.
Vilanova punya peran tidak kecil dalam pengembangan gaya sepak bola khas Barcelona "tiki-taka". Hanya saja, musim lalu, klub elit La Liga itu punya kelemahan di lini pertahanan dan relatif sulit mengembangkan gaya sepak bola yang efisien.
Pelajaran ketiga, duet Guardiola dan Vilanova demikian padu bagi sukses Barcelona. Penulis dari Football Spanish, Tom Conn melukiskan hubungan keduanya dengan mengutip pernyataan yang dilontarkan Guardiola.
"Anda berharap akan penampilan terbaik dari Vilanova. Ia lebih hanya sekedar punya ketrampilan. Para pemain tahu dan mengenal betul dia. Saya kira klub telah membuat keputusan yang tepat dengan menunjuk dia. Saya kerap hanya menyuarakan gagasan-gagasan yang dilontarkan Vilanova."
Pelajaran keempat, aspek kesinambungan di tubuh Barcelona Ketika Guardiola mengundurkan diri dari Barcelona, tersembul pertanyaan, siapa pelatih yang benar-benar pas menggantikan Guardiola?
Sosok pengganti Guardiola haruslah pelatih yang tahu betul gaya dan pemain Barcelona. Dalam sepak bola, peran dari sosok pelatih sungguh krusial di hadapan para pemain.
Pelajaran kelima, apakah Vilanova memang tidak percaya dengan para pemain jebolan La Masia? Pertanyaan ini mencuat ketika Barca dipukul mundur Bayern Muenchen di ajang Liga Champions Eropa.
Dimana peran generasi penerus dari akademi La Masia? Mengapa Xavi Hernandez tidak diistirahatkan dan memberi kesempatan kepada Thiago Alantara untuk tampi penuh dalam pertandingan itu?