REPUBLIKA.CO.ID, Korea Utara (Korut) menuduh Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-Hye bersifat menghasut perang sehari setelah Seoul meluncurkan latihan militer tahunan dengan Amerika Serikat (AS).
KorUT memfokuskan kemarahan pada komentar Park yang dibuat pada pertemuan. Dewan Keamanan Nasional yang bertepatan dengan dimulainya latihan militer, Senin (19/8).
Pada pertemuan yang diselenggarakan di satu bunker bawah tanah, Park menjelaskan bahwa Korea Selatan tidak harus memungkinkan penjagaannya dicabut meskipun terdapat pelonggaran terbaru dalam ketegangan dengan Korea Utara.
"Tidak peduli bagaimana segala sesuatunya damai, krisis akan datang jika kita lupa tentang perang. Hal ini sangat penting untuk memastikan kesiapan keamanan dalam berbagai keadaan," kata Park, Selasa (20/8).
Pelatihan perang gabungan 10 hari Ulchi Freedom Guardian adalah sebagian besar pelatihan simulasi komputer yang memainkan skenario invasi Korut.
Pyongyang mengecam keras latihan itu di masa lalu, tetapi telah diredam dalam kritik-kritik tahun ini menyusul serangkaian terobosan baru dalam pembicaraan Utara-Selatan mengenai proyek-proyek lintas-perbatasan.
Pengaduan oleh Komite Korea Utara untuk Reunifikasi Damai Korea pada Selasa mengatakan bahwa komentar Park berisikan "agitasi untuk konfrontasi ekstrem" dan menuangkan "air dingin" pada upaya terbaru rekonsiliasi.
"(Seoul) harus jelas tahu bahwa jika mereka terus mengejar konfrontasi...hubungan (antarKorea) akan kembali ke titik terburuk, yang melibatkan konsekuensi bencana yang tak terkendali," kata komite itu dalam satu pernyataan.