REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan Iran telah menginstal sekitar 1.000 fasilitas pengayaan uranium. Perkembangan nuklir Iran tersebut membuat kekhawatiran negara barat.
Laporan kuartal IAEA yang dikeluarkan pertama sejak Hassan Rouhani jadi Presiden tersebut juga mengatakan negara itu telah membuat perangkat bahan bakar untuk reaktor yang dikhawatirkan barat dapat mengahsilkan bahan bom nuklir. Iran membantah tuduhan tersebut.
Di sisi lain, persediaan nuklir Iran bertambah sedikit. Laporan IAEA yang dikutip Al-Jazeera, Kamis (29/8) menyatakan Iran terus maju dengan program nuklirnya.
Utusan IAEA terutama melaporkan perkembangan nuklir Iran sebelum Rouhani menjabat pada 3 Agustus lalu, menggantikan Mahmoud Ahmadinejad. Rouhani diharapkan dapat meredakan ketegangan dengan kritikus negara barat tentang program nuklir Iran.
Iran menyatakan program nuklirnya digunakan untuk tujuan damai seperti pembangkit listrik dan medis. Mereka menolak tuduhan barat bahwa Iran membuat bom nuklir.