REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Tim investigasi PBB telah mengumpulkan sampel korban serangan yang diduga menggunakan senjata kimia di Suriah. Pemeriksaan sampel tersebut diperkirakan akan menghabiskan waktu berminggu-minggu.
Pengumpulan sampel dilakukan untuk menyelidiki serangan yang diduga menggunakan gas beracun hingga menewaskan ratusan warga Suriah pekan lalu. Setelah empat hari melakukan pemeriksaan lapangan untuk mengumpulkan sampel, tim investigasi PBB meninggalkan Damaskus, ibukota Suriah, pada Sabtu (31/8) pagi sehari setelah pemeriksaan lapangan terakhir yang dilakukan Jumat (30/8).
Juru bicara PBB Martin Nesirky mengatakan tim investigasi senjata kimia PBB akan kembali ke Suriah untuk menyelidiki lebih lanjut serangan lainnya yang diduga menggunakan senjata kimia.
“Sampel yang telah dikumpulkam akan diambil untuk dianalisis di labolatorium yang ditunjuk,” kata Nesirky seperti yang dilansir Al Jazeera Sabtu (31/8).
Nesirky tidak dapat memastikan kapan hasil pemeriksaan sampel tersebut akan keluar. Namun ia mengungkapkan semua sampel akan diperiksa secara intensif.
“Ini bukan pemilu. Di mana Anda dapat mendapatkan hasil jajak pendapat lebih awal,” kata dia. “Ini adalah proses ilmiah dan akan menjadi bukti penting,” lanjutnya lagi.