REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Presiden Suriah, Bashar al-Assad menyatakan, mampu menghadapi serangan eksternal. Ini disampaikan setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan melakukan aksi militer menyerang negaranya. "Suriah... mampu menghadapi agresi eksternal," ujar Assad dikutip Al-Jazeera, Senin (2/9).
Menurutnya, serangan AS ke Suriah tidak akan mengubah prinsip negaranya. "Ancaman AS menyerang Suriah tidak akan menghilangkan prinsip... atau memerangi terorisme yang didukung negara regional dan negara Barat, terutama AS," ujarnya.
Suriah mengkaitkan oposisi yang ingin menggulingkan pemerintahan Assad sebagai teroris. Pernyataan itu keluar setelah Menteri Luar Negeri AS, John Kerry menyatakan pemerintahannya memiliki bukti penggunaan gas sarin di Suriah bulan lalu yang menewaskan 1.400 orang. Sampel rambut dan darah yang dikumpulkan AS pekan lalu dinyatakan positif mengandung sarin.
Kasus itu pun memberi dukungan bagi serangan militer ke Suriah. Suriah telah dikenal memiliki persediaan Sarin, zat yang mempengaruhi saraf. Namun, rezim mengklaim oposisi telah menggunakan zat tersebut dalam serangan. Sementara itu, Presiden AS Barack Obama mengatakan akan berkonsultasi dengan Kongres AS sebelum menyerang Suriah. Kongres baru akan aktif setelah reses musim panas pada 9 September mendatang.