REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - -Presiden Iran, Hassan Rouhani memanfaatkan kesempatan berbicara di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyuarakan sikap atas sanksi yang dihadapi Iran.
"Dalam konteks ini (program nuklir) Iran menuntut implementasi hak-haknya sebagai sebuah negara dan perlakuan yang sama dari semua negara. Iran juga ingin segera menjalin hubungan baik yang saling menguntungkan dan menghilangkan rasa saling curiga dengan bersikap transparan. Saya sampaikan dengan tegas dan jelas, perdamaian sudah di depan mata dan segera dalam genggaman," kata Rouhani.
Siaran CNN menayangkan pidato Rouhani dalam pertemuan perwakilan negara PBB. Ia cukup yakin, perbedaan yang ada di antara kedua negara dapat diatasi.
Rouhani mengajak semua negara untuk bersama mendukung Konsiderasi DK PBB untuk melawan panjajahan. Koalisi perdamaian sudah semestinya dibangun, bukan koalisi peperangan. Ia juga meyakinkan Iran tak mengembangkan program nuklirnya untuk membuat senjata.
Berbeda dengan pendahulu Rouhani, Mahmoud Ahmadinejad, yang berapi-api saat menyampaikan pidatonya dalam Majelis Umum PBB dan membuat perwakilan AS meninggalkan ruangan, Rouhani lebih lunak.
Israel memandang apa yang dikatakan Rouhani hanya celotehan tanpa ada kesungguhan komitmen untuk berunding dengan negara anggota dan Dewan Keamanan PBB.
Di luar degung pertemuan, warga keturunan Iran mengatakan Obama gila jika menerima tawaran perundingan dari Rouhani. ‘’Ia bukanlah seorang moderat seperti yang terlihat,’’ kata seorang pengunjuk rasa.