CANBERRA -- Mangga dan leci sebentar lagi akan masuk dalam daftar produk buah-buahan Australia yang akan diekspor ke Amerika pasca perubahan kebijakan impor di negara tersebut diberlakukan.
Asosiasi Pemasaran Produk Australia – Selandia Baru berharap 1.200 ton mangga setiap tahunnya akan dikapalkan menuju Amerika Serikat setelah lebih dahulu diolah dan dikemas di daratan Amerika.
Harapan ini disampaikan oleh petani Mangga dari kawasan Utara jauh Queensland seperti Joe Moro. Tapi Moro tidak yakin target jumlah ekspor mangga ke Amerika itu tidak akan langsung tercapai, tetapi masih perlu menunggu masyarakat Amerika terbiasa dengan buah-buahan tropis.
Meski demikian Ia mengatakan tetap saja peluang ini merupakan terobosan besar yang ditunggu oleh industri buah. "Dalam hal akses, kita mungkin saat ini kita sudah berhasil mendapatkan peluang kerjasama penjualan mangga dengan negara-negara yang selama ini memang kita targetkan yakni Amerikan, Selandia Baru, Cina dan Jepang.”
Meski demikian petani mangga Australia masih mengeluhkan kendala sulitnya memasarkan produk mangga mereka. "Mangga yang kita produksi diterima dengan baik ketika sudah sampai di pasaran, karena kualitasnya bagus, dan kebanyakan pembeli yang mencoba mangga kita mengaku suka, masalahnya saat ini adalah pasar yang kita miliki sudah menyentuh puncak dan kita juga memiliki banyak pesaing.” Keluhnya.
Saat ini Australia tercatat mengekspor sekitar 4,000 ton mangga ke Hong Kong, Singapore dan Selandia Baru. Moro, yang juga Presiden Asosiasi Petani Buah dan Sayuran dari Mareeba-Dimbulah mengatakan keberlanjutan masa depan industri mangga Australia perlu diselamatkan. "Ini merupakan mata pencaharian kami sejak lama. Banyak orang yang menganggap Amerika sebagai pasar yang sangat menjanjikan, karenanya ini merupakan kabar baik namun saya pikir masih butuh waktu yang cukup lama sebelum hasil akhir dari manfaat kesepakatan ini bisa benar-benar kami rasakan.” Katanya.
"Pasar apapun yang berhasil kita buka itu bagus, karena itu akan mendongkrak pasar didalam negeri dan banyak petani mangga di Mareeba, dan mungkin di seluruh Australia akan menilai kita butuh realistis dengan apa yang ingin kita capai."
Kabar ini disambut baik petani di kawasan Teritori Utara, yang memiliki banyak perkebunan mangga dan petani di kawasan inilah yang diperkirakan akan paling diuntungkan dengan kerjasama impor mangga dengan Amerika ini nantinya.
Michael Worthington,dari Asosiasi produsen dan Pemasaran, mengatakan musim panen di Kawasan Teritori Utara tanpa disengaja selalu terjadi bertepatan dengan musim pasokan mangga di Amerika secara tradisional memang sedang turun. "Pasar Amerika memiliki 2 musim mangga yang tinggi, yakni satu dari April ke Juli, ketika banyak impor mangga masuk dari negara-negara di Amerika Tengah, dan musim satunya lagi terjadi menjelang natal," katanya.
"Namun di Northern Territory buah mangga justru panen pada bulan Oktober dan November, dan masa ini bertepatan dengan periode dimana impor mangga ke Amerika memang sedang turun.
Meski demikian Worthington mengatakan petani di kawasan Teritori Utara juga perlu memiliki strategi baru untuk mengamankan ekspornya dalam jangka panjang.
"Menurut saya sangat penting para petani mangga untuk memikirkan pasar yang baru, pasar yang bernilai tinggi, dan benar-benar berusaha memposisikan industri mereka dengan pendekatan pemasarang yang lebih kuat," sarannya.