Kamis 10 Oct 2013 01:38 WIB

ASEAN Desak Penanganan Penyakit Tak Menular

ASEAN (ilustrasi)
ASEAN (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR SERI BEGAWAN -- Pemimpin Asia Tenggara sepakat mengenai keperluan mendesak bagi tindakan lebih lanjut untuk menangani penyakit tidak menular di wilayah tersebut dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Ke-23 ASEAN di Bandar Seri Begawan, Rabu (9/10).

Satu deklarasi yang disahkan dalam pertemuan puncak yang dipimpin oleh Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah mengatakan penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes, dan penyakit pernafasan kronis menjadi penyebab utama kematian di negara anggota ASEAN.

"Genegasi muda di negara anggota yang berpenghasilan rendah dan menengah kian terpengaruh oleh kematian dini akibat penyakit tak menular, yang mengakibatkan hilangnya produktivitas dan menimbulkan konsekuensi ekonomi serta sosial," kata deklarasi tersebut.

Para pemimpin tersebut "sepakat mengenai keperluan mendesak untuk meningkatkan tindakan guna mengurangi faktor resiko, dengan memperhitungkan campur tangan hemat biaya yang disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia", katanya.

"Para pemimpin itu meminta menteri yang bertanggung-jawab di bidang kesehatan, makanan, dan perdagangan untuk bekerja sama dengan pemegang saham lain, termasuk organisasi non-pemerintah dan sektor swasta, untuk mencapai pemahaman bersama tentang pilihan makanan yang lebih sehat," demikian pernyataan itu yang dilansir Xinhua.

Menurut 'Deklarasi Bandar Seri Begawan mengenai Penyakit Tak Menular di ASEAN' itu, menteri kesehatan negara anggota ditugasi melakukan upaya sembilan sasaran sukarela, untuk mencegah dan memantau penyakit tak menular paling lambat pada 2025. Sasaran itu disahkan selama Sidang Majelis Umum Kesehatan Dunia di Jenewa pada awal tahun ini.

ASEAN, yang didirikan pada 1967, terdiri atas Brunei Darussalam, Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina, Malaysia, Kamboja, Laos Myanmar dan Vietnam. Pertemuan Tingkat Tinggi Ke-23 ASEAN diselenggarakan di Bandar Seri Begawan, 8 hingga 10 Oktober 2013.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement