Ahad 13 Oct 2013 12:16 WIB

OJK Segera Rilis Cetak Biru Literasi Keuangan

Logo of Financial Service Authority or Otoritas Jasa Keuangan (OJK) in Indonesian language. (illustration)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Logo of Financial Service Authority or Otoritas Jasa Keuangan (OJK) in Indonesian language. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Direktur Pengembangan Kebijakan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan Anto Prabowo mengatakan, regulator siap meluncurkan"blue print" (cetak biru) literasi keuangan pada 19 Oktober 2013.

"Literasi keuangan itu akan memberikan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan dalam mengelola keuangan," kata Anto disela-sela workshop OJK untuk wartawan di Makassar, Minggu.

Menurut dia, literasi keuangan merupakan strategi yang mengintegrasikan masyarakat dengan jasa atau produk keuangan. Selain itu, memberikan edukasi akan produk keuangan yang melindungi.

Dengan demikian, lanjut dia, masyarakat dapat mengetahui berinvestasi yang aman, membedakan produk legal dan ilegal, serta bagaimana masyarakat lembaga jasa keuangan yang menerbitkan produk itu resmi atau tidak.

"Melalui ini, akan terjadi disiplin pasar dan sistem pasar pun akan sehat. Konsumen tidak lagi dianggap sebagai objek, tetapi sebagai mitra," katanya.

Dia mengatakan, ke depan literasi keuangan ini juga diperkenalkan pada siswa tingkat SD hingga SMA dan sekolah sederajat. Khusus kalangan mahasiswa, akan diberikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik literasi keuangan.

Tujuan dari KKN tematik tersebut untuk mengedukasi mahasiswa, sekaligus mengharapkan mahasiswa menulakan pengetahuan keuangannya pada masyarakat desa, sehingga tidak mudah lagi diiming-iming dengan lembaga keuangan yang menawarkan bunga tinggi atau yang lainnya.

"Banyaknya kasus investasi bodong di lapangan, karena ketidaktahuan masyarakat tentang jasa keuangan mana yang resmi dan tidak, termasuk hal-hal lainnya," katanya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement