REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Perjalanan Serie A Liga Italia pada musim 2013/2014 menyajikan fakta menarik. Tidak seperti musim sebelumnya, permainan 20 klub dirasa lebih terbuka.
Banyak pelatih lebih menekankan untuk menguatkan faktor penyerangan. Hal itu jelas berkebalikan dengan filosofi sepak bola negeri Pisa tersebut yang menganut pertahanan gerendel.
Tanda-tanda beralihnya klub Liga Italia yang mengadopsi strategi permainan terbuka semakin menggejala. Kemenangan delapan kali beruntun yang ditorehkan AS Roma bisa menjadi bukti nyata.
Mereka sudah melesakkan 22 gol atau rata-rata 2,75 gol per pertandingan. Kemenangan Inter Milan atas Sassuolo, 7-0 beberapa pekan lalu juga tidak bisa dinafikan begitu saja.
Dilaporkan Tuttosport, Kamis (24/10), hingga pekan kedelapan, sudah tercipta 243 gol. Dengan kata lain, rata-rata gol yang tercipta setiap pekannya mencapai 30,37 gol. Jika dirata-rata per laga, didapat hasil tiga gol lebih tercipta setiap pertandingan.
Pertandingan pekan lalu antara Fiorentina versus Juventus dan Torino melawan Inter Milan masing-masing bisa melesakkan enam gol. Skor 4-2 untuk kemenangan La Viola dan hasil imbang 3-3 di dapat Torino yang menghadapi 10 pemain tim tamu.
Tidak mengherankan, Giuseppe Rossi yang memuncaki daftar top skorer sudah mengoleksi delapan gol dari delapan laga. Bisa mencetak gol di setiap pertandingan bukan sebuah fenomena umum di Serie A Liga Italia.
"Begitu banyak gol yang tercipta di Serie A. Catenaccio telah terselip di loteng," begitu analisis salah satu koran olahraga paling berpengaruh di Italia itu.
Sebagai perbandingan, pada akhir musim 2012/2013, total tercipta 1.003 gol dari 380 pertandingan. Rata-rata terjadi 2,64 gol per pertandingan. Rekor kemenangan terbesar musim lalu tercipta pada pertemuan Sampdoria kontra Pescara dan Lazio melawan Bologna, yang masing-masing menang 6-0.
Namun, rekor kemenangan terbesar itu sudah dipecahkan La Beneamata atas tim promosi itu pada pekan keempat.
Runtuhnya sistem Catenaccio membuat kiper harus menjadi pesakitan. Gawang Gianluigi Buffon yang dikenal tangguh dalam menjaga mistar harus menerima nasib kebobolan 10 gol. Gawang AC Milan lebih parah lantaran sudah 13 kali dijebol lawan.
Hellas Verona yang menembus empat besar juga sudah 12 kali dijebol lawan. Hanya gawang I Lupi yang dijaga Morgan De Sanctis yang baru merasakan sekali kebobolan.