REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran menyatakan siap ikut ambil bagian dalam konferensi perdamaian Suriah akhir tahun ini. Akan tetapi jika mereka diundang dalam konferensi yang disebut Jenewa II.
CNN mengutip dari kantor berita IRNA melaporkan, Menteri Luar Negeri Iran, menyatakan Iran akan melakukan yang terbaik. Dalam hal, ucap dia, membantu memecahkan masalah dialog antar pihak yang bertikai di Suriah.
Iran, tutur dia bersama dengan utusan khusus PBB untuk Suriah, Lakhdar Brahimi juga ingin membantu mengakhiri konflik yang telah berjalan tiga tahun itu melalui cara-cara politik.
Brahimi tiba di Teheran dengan delegasi dalam perjalanan kedua dia ke Iran, Sabtu (26/10). Kedatangan dia dalam rangka misi PBB ke Timur Tengah yang bertujuan meningkatkan dukungan untuk pertemuan Jenewa II.
Sebelumnya Wakil Perdana Menteri Suriah, Qadri Jamil mengatakan konferensi perdamaian itu tetap dilaksanakan untuk mengakhiri konflik. Konferensi itu akan diselenggarakan pada akhir tahun ini.
Hanya saja menurut dia, belum ada penetapan tanggal dialog perdamaian ini. PBB, ujar dia, menjadwalkan pada pertengahan November. Akan tetapi ia yakin jika tidak November, maka bulan berikutnya yaitu pada Desember.
Sekretaris Jenderal Liga Arab, Nabil Elaraby, Ahad pekan kemarin di Kairo menyatakan Konferensi Jenewa II dijadwalkan 23 November. Namun, ia menambahka, belum tentu akan diselenggarakan pada tanggal itu.
"Ada banyak pengaturan dan kesulitan yang harus diatasi untuk membuat konferensi ini," tuturnya.
Sementara Brahimi, pekan lalu berencana menemui petinggi Rusia dan AS. Selain itu ia juga berusaha menyelesaikan rincian dengan perwakilan lain dari Dewan Keamanan PBB.
Ia juga menekankan pertemuan tak bisa diselenggarakan tanpa perwakilan dari Oposisi. Sedangkan hingga kini Oposisi masih terpecah antara yang setuju hadir maupun tidak.
Pada 7 Mei lalu, Amerika Serikat dengan Rusia mengumumkan akan mencoba mempertemukan pihak yang bertikai. Sehingga kedua kelompok tersebut bisa duduk bersama pada Konferensi Jenewa II.
Hal ini untuk melaksanakan rencana perdamaian seperti yang telah dibuat pada 2012, atau disebut Jenewa I. Hasil dari pertemuan itu menyebutkan Presiden Suriah Bashar al Assad harus meninggalkan kekuasaan agar segera dimulai pemilihan umum.
Menurut PBB, lebih dari 100 ribu tewas dalam konflik di Suriah. Perang ini berawal dari upaya keras pasukan pemerintah menindak pengunjuk rasa pada Maret 2011. Hingga kemudian unjuk rasa damai itu berubah perang saudara.