REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Dinas rahasia Amerika Serikat diduga menyadap para kardinal sebelum konklaf pada Maret untuk memilih Paus baru. Demikian kata majalah mingguan Italia "Panorama" pada Rabu.
"Badan Keamanan Nasional menyadap Paus," kata majalah tersebut dengan menuduh Amerika Serikat mendengarkan panggilan telepon masuk dan keluar Vatikan termasuk akomodasi perumahan Kardinal Jorge Mario Bergoglio sebelum ia dipilih menjadi Paus Fransiskus.
Dugaan itu muncul menyusul laporan di laman pengawasan Cryptome yang mengatakan bahwa Amerika Serikat memantau 46 juta panggilan telepon di Italia pada bulan Desember 2012 dan awal Januari 2013.
"Di antara mereka tampak ada juga panggilan dari dan ke Vatikan," sebut laporan Panorama.
"Dikhawatirkan, telinga besar Amerika Serikat terus menyadap percakapan para uskup hingga menjelang konklaf," katanya. ''Ada kecurigaan jika percakapan tentang paus masa depan mungkin telah dipantau."
''Menurut Wikileaks, Bergoglio telah menjadi orang yang menarik bagi dinas rahasia Amerika Serikat sejak 2005,'' sebut Panorama.
Percakapan yang disadap itu dibagi menjadi empat kategori yaitu "niat terkait kepemimpinan", "ancaman terhadap sistem keuangan", "tujuan kebijakan luar negeri" dan "hak asasi manusia". Demikian klaim majalah itu.
Juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, mengatakan mereka tidak mengetahui apapun tentang hal tersebut dan tidak mengkhawatirkannya.
Jika hal itu benar, maka aksi spionase Amerika Serikat akan menjadi pukulan memalukan untuk sebuah institusi yang terkenal karena kerahasiaannya itu.