Rabu 13 Nov 2013 21:13 WIB

Analis Skeptis BI Rate Turunkan Impor Migas

Gedung Bank Indonesia
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Gedung Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menaikan BI Rate menjadi 7,5 persen dengan tujuan mengurangi defisit transaksi berjalan. Pengamat menilai langkah tersebut tidak akan berhasil, apalagi mengurangi impor minyak dan gas, beban utama dalam transaksi berjalan.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Erani Yustika, mengatakan selama ini BI Rate tidak terbukti dapat mengurangi defisit transaksi berjalan. "Tidak ada hubungan yang kuat antara kenaikan BI Rate dan transaksi berjalan," ujar Erani, Rabu (13/11).

Alih-alih memperbaiki transaksi berjalan, Erani mengatakan, kenaikan BI Rate akan mengganggu sektor riil dan menurunkan investasi. "Seandainya problem transaksi berjalan bisa ditanggulangi tapi korbannya pertumbuhan ekonomi dan investasi, itu artinya menyelesaikan masalah dengan masalah baru," ujarnya.

Menurut dia, cara terbaik untuk mengatasi defisit transaksi berjalan dan impor migas adalah dengan kebijakan dari pemerintah, misalnya dengan kebijakan harga minyak, impor, diversifikasi pasar dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional.

Ia mengatakan saat ini waktunya pemerintah untuk melakukan pekerjaannya. "BI merasa sendirian, makanya BI mengambil langkah ini. BI tidak salah, tetapi BI seharusnya bilang ke pemerintah kalau ini adalah tugas pemerintah," ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa kenaikan BI Rate bisa jadi merupakan sinyal politik dari BI bahwa pemerintah tidak bekerja.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement