REPUBLIKA.CO.ID, TACLOBAN -- Kondisi korban selamat topan Haiyan di Provinsi Leyte, Filipina semakin mengkhawatirkan.
Presiden Benigno Aquino III diminta mempercepat penyaluran bantuan logistik ke semua wilayah bencana menyusul kemelaratan yang semakin parah.
Sekertaris Kabinet Rene Almendras mengakui hampir sepekan pascatopan, penyaluran bantuan dilakukan tanpa aturan. Lebih parah, kata dia pemerintah di Ibu Kota Manila belum juga membentuk satuan khusus yang bertanggung jawab mengurusi logistik untuk korban bencana.
''Ini adalah mimpi paling buruk dalam penanganan bencana dan penyaluran logistik,'' kata dia, seperti dilansir Inquirer, Kamis (14/11). Almendras mengakui langkah pemerintah lamban dalam menyalurkan bencana.
Hal tersebut kata dia semestinya menjadi bahan evaluasi segera. Hampir sepekan pascatopan, kondisi Filipina masih mengkhawatirkan. Titik terparah masih terpusat di Kota Tacloban. Bantuan ke ibu kota provinsi itu menurut pemberitaan lokal maupun internasional, tidak tersalurkan dengan baik.
Kondisi para pengungsi pun semakin memilukan.Kepala Badan Kemanusian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Valeria Amos mengharapkan, kondisi korban selamat topan Haiyan akan semakin membaik. Amos enggan menanggapi lambannya penyaluran logistik.
Akan tetapi, dirinya mengakui, Kota Tacloban sudah menjadi neraka dunia.' 'Kota ini benar-benar hancur dan mengerikan. Kami (internasional) ingin memastikan bantuan yang kami bawa dapat masuk ke sini,'' kata Amos saat memantau kondisi terakhir di Kota Tacloban, Kamis (14/11).
Kata dia, sebaiknya semua pengungsi di kota tersebut dipindahkan ke tempat yang lebih layak. Namun, itu sulit dilakukan lantaran kebutuhan angkutan yang minim. Aljazirah mengatakan, terdapat 220 ribu pengungsi di Kota Tacloban.
Sementara militer hanya menyediakan pesawat 75 kursi dalam penerbangan enam kali dalam sehari. Sementara jalan darat, membutuhkan bahan bakar yang semakin krisis. Sementara itu, kondisi terkini di Kota Tacloban mulai dihantui bau bangkai mayat korban.
Wali Kota Tacloban Alfrd Romualdez mengatakan, jumlah jenazah yang berhasil ditemukan saat ini berjumlah 2.300-an. Kata dia, angka korban bisa mencapai 10 ribu. ''Masih banyak mayat di jalan-jalan. Ini menakutkan,'' ujar Romualdez, seperti dilansir Reuters, Kamis (14/11).
Dia juga menilai lambannya pemerintah pusat menyalurkan bantuan. Sementara masyarakatnya sangat membutuhkan.Reuters menuliskan situasi terkini di Kota Tacloban bukan hanya menyisakan jenazah korban tewas. Akan tetapi harapan korban selamat juga semakin tipis. Banyak korban marah dan melampiaskan emosinya kepada pemerintah.