REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Wacana Turki memungsikan kembali Masjid Hagia Sophia menjadi masjid mendapat reaksi dari Yunani. Negeri Para Dewa itu menilai Turki tak menghargai umat Kristiani.
"Pernyataan berulang yang dibuat oleh para pejabat tinggi Turki mengubah gereja-gereja Kristen Bizantium ke dalam masjid hanya menyinggung perasaan keagamaan jutaan orang Kristen," kata juru bicara Kementerian luar negeri Yunani seperti dikutip Catholiculture.org, Kamis (21/11).
Hagia Sophia, sebelum penaklukan Ustmani merupakan Gereja Ortodoks di Rowawi Timur. Ketika Ustmani menaklukan Konstantinopel, Sultan Mehmet I mengubahnya menjadi masjid tanpa mengubah apapun di dalamnya.
Memasuki era Republik, pemerintah Turki menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid. Sekian dekade, muncul kembali wacana untuk mengembalikan fungsi Hagia Sophia semasa penaklukan Ustmani.
"Mari kita dengarkan apa yang ingin disampaikan. Terima kasih Allah SWT, selama hidup saya, saya berharap bisa menyaksikan dua hal baik, yakni pertama masjid yang bernama Masjid Aya Sofia kembali dibuka. Kedua, Turki adalah negara hukum, dahulu Aya Sofia adalah masjid. Bangunan ini tidak bisa digunakan selain ibadah," kata dia.
Arinc mengungkap meskipun tidak ada hukum yang menyatakan bahwa masjid bisa berubah ke museum , beberapa pihak mengatakan itu harus menjadi sebuah museum. Namun, pemerintah memiliki tanggung jawab kepada hukum dan menurut hukum ini, masjid tidak dapat digunakan untuk keperluan lain.