Rabu 27 Nov 2013 09:24 WIB

Abbot: Pernyataan SBY Langkah Maju yang Baik

Tony Abbot
Foto: EPA/Daniel Munoz
Tony Abbot

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PM Australia Tony Abbot menyambut baik tawaran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenai perlunya membangun rasa saling percaya di antara kedua negara sebelum memulihkan hubungan bilateral. Termasuk kerja sama militer dan kepolisian

Ia menyambut baik pernyataan SBY yang dinilainya sangat bersahabat. Abbot juga menyambut baik usulan adanya klarifikasi terkait kelanjutan hubungan dan kerja sama kedua negara.

Abbot juga menyatakan akan mendalami pidato SBY sebelum memberikan jawaban yang lebih rinci. "Saya menilai itu sebagai langkah maju yang baik," kata Abbott, seperti dilansir setkab.go.id, Rabu (27/11).

Ssebelumnya, dalam konperensi pers Selasa petang, SBY mengatakan, Australia masih ingin menjaga dan melanjutkan hubungan bilateral dengan Indonesia.

Keinginan Australia tersebut merupakan jawaban atas surat yang ia layangkan sebagai protes atas aksi penyadapan oleh intelijen Australia terhadap pembicaraan telepon SBY dan sejumlah pejabat RI.

Namun sebelum menjawab keinginan itu, SBY menilai Australia perlu memberikan klarifikasi. Khususnya terkait kelanjutan hubungan dan kerja sama kedua negara.

"Saya akan menugasi Menlu Marty Natalegawa atau utusan khusus untuk membicarakan secara mendalam, serius, termasuk isu-isu sensitif hubungan bilateral Indonesia-Australia pascapenyadapan," papar SBY.

Indonesia, katanya, mengajukan prasyarat bagi perumusan protokol dan kode etik kerja sama bilateral. Selain itu, begitu tercapai kesepahaman dan kesepakatan bersama, harus ditindaklanjuti dengan pembahasan protokol dan kode etik secara lengkap dan mendalam.

SBY bahkan menegaskan, akan memeriksa sendiri rancangan protokol dan kode etik untuk memastikan kandungannya sudah memenuhi keinginan Indonesia. Pengesahan protokol dan kode etik tersebut harus disahkan di depan para pemimpin pemerintahan, dihadiri Presiden dan PM Tony Abbott. 

"Tugas kedua negara selanjutnya adalah membuktikan protokol dan kode etik itu sungguh-sungguh dipenuhi dan dijalankan," kata SBY.

Mengenai kerja sama bilateral, termasuk kerja sama militer dan kepolisian, ia menilai, dapat dilanjutkan jika Indonesia telah kembali percaya terhadap Australia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement