REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Citi Research memprediksikan Bank Indonesia (BI) akan menaikan suku bunga acuan pada kuartal I-2014. Kenaikan utamanya disebabkan oleh defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan.
Ekonom dan analis pasar dari Citi Research untuk Asia Pasifik, Helmi Arman, mengatakan, BI akan menaikan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,75 persen pada kuartal I-2014. Setelahnya, BI diperkirakan akan berhenti menaikan suku bunga acuannya. Perbankan akan merespons hal tersebut dengan menaikan suku bunga pinjaman.
"Tekanan bagi perbankan untuk menaikan suku bunga akan bertambah karena disebabkan oleh berkurangnya likuiditas. Loan to deposit ratio (LDR) di perbankan telah melampau 90 persen," ujar Helmi, Selasa (10/12).
BI diperkirakan tidak akan menaikan BI rate setelah kuartal I karena suku bunga deposito bank telah meningkat melebihi BI Rate. Helmi mengatakan suku bunga tidak akan diturunkan walaupun inflasi telah menurun di bawah 5 persen. Pasalnya, Indonesia masih menghadapi defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan.
Citi Reserach memprediksikan defisit transaksi berjalan dapat ditekan hingga 2,8 persen dari PDB. Helmi juga memprediksikan BI akan mengeluarkan kebijakan lanjutan untuk mengerem kredit pada sektor impor.