REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) tengah melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG). Beberapa pengamat memprediksikan BI Rate akan ditahan pada level 7,5 persen.
Ekonom dari PT Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII), Juniman, mengatakan efek samping kenaikan BI Rate akan membuat beban perlambatan ekonomi semakin dalam."Dengan kenaikan BI Rate akan diikuti kenaikan suku bunga perbankan," ujar Juniman, Kamis (9/1).
Laju kredit akan membuat perlambatan laju ekonomi dan pada akhirnya semua akan melambat. Pengangguran pun akan bertambah. Juniman mengatakan kebijakan BI tidak semuanya menguntungkan dan menanggulangi masalah ekonomi Indonesia.
BI memang melakukan bauran kebijakan untuk menangani pangkal masalah ekonomi Indonesia, yakni defisit transaksi berjalan. Juniman mengatakan seharusnya pemerintah melakukan keseimbangan. "Pemerintah tidak efektif, maka BI lakukan stabilisasi sendiri," ujar dia.