Sabtu 21 Jun 2025 15:56 WIB

BI Tahan Bunga, Jaga Rupiah Stabil agar Harga Kebutuhan Tak Naik Tajam

Keputusan itu mencerminkan sikap hati-hati BI, apalagi tekanan global masih tinggi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Erik Purnama Putra
Logo Bank Indonesia.
Foto: Antara
Logo Bank Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 5,5 persen pada Juni 2025. Keputusan itu penting agar nilai tukar rupiah tetap stabil dan harga kebutuhan pokok tidak melonjak, terutama di tengah gejolak ekonomi global.

Langkah tersebut juga dilakukan untuk menjaga kepercayaan investor asing agar modal tetap mengalir ke Indonesia, sehingga rupiah tidak tertekan. Stabilitas nilai tukar dinilai sangat krusial bagi masyarakat karena berpengaruh langsung pada harga barang, bahan bakar, dan kebutuhan harian.

Chief Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan, keputusan itu mencerminkan sikap hati-hati BI, apalagi tekanan global masih tinggi. "Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level 4,25-4,50 persen mencerminkan sikap hati-hati dalam menavigasi ketidakpastian ekonomi global yang masih tinggi," ujar Josua dalam keterangan pers di Jakarta dikutip Sabtu (21/6/2025).

Menurut dia, dengan menahan suku bunga, BI menjaga selisih bunga dengan negara lain tetap menarik. Hal itu diperlukan agar rupiah stabil dan harga barang impor tak naik tajam.

"Kebijakan ini sekaligus menunjukkan bahwa BI ingin menjaga daya tarik investasi dalam negeri dengan mempertahankan spread suku bunga yang cukup atraktif dibandingkan suku bunga global, terutama The Fed. Kondisi ini penting untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, yang rentan terhadap tekanan dari perubahan kebijakan moneter global," kata Josua.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement