Senin 20 Jan 2014 18:01 WIB

Temuan Uang Palsu di Riau Semakin Tinggi

Mata uang Rupiah.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Mata uang Rupiah.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Bank Indonesia menyatakan jumlah penemuan uang Rupiah bukan asli di Provinsi Riau selama 2013 mencapai Rp70,28 juta dan meningkat pesat ketimbang tahun 2012 yang hanya Rp26,51 juta.

"Penemuan uang Rupiah tidak asli naik tiga kali lipat," kata Kepala BI Perwakilan Riau, Mahdi Muhammad, di Pekanbaru, Senin.

Jumlah uang palsu sebesar Rp70,28 juta tersebut terdiri dari 1.168 lembar. Sedangkan, pada tahun 2012 hanya ditemukan Rp26,51 juta dengan jumlah 353 lembar.

Ia mengatakan, kondisi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat semakin peduli terhadap keaslian uang Rupiah, dan kepedulian tersebut perlu ditingkatkan agar peredaran uang Rupiah tidak asli dapat dicegah.

"Kesadaran masyarakat meningkat, namun peredaran uang palsu diperkirakan juga ikut meningkat," katanya.

BI menyerahkan pengusutan kasus uang palsu kepada kepolisian. Pihak bank sentral tetap akan melakukan sosialisasi mengenai keaslian uang kepada masyarakat sebagai salah satu program utama.

"Kami harus trus edukasi masyarakat agar hati-hati dalam transaksi dengan uang tunai," katanya.

Ia menilai temuan uang palsu di Riau cenderung meningkat juga dipengaruhi faktor tingginya permintaan uang kartal dan transaksi masyarakat menggunakan uang tunai. Apalagi, pada 2013 Provinsi Riau mengadakan Pemilukada Gubernur yang menyedot banyak biaya.

Karena itu, BI juga terus berupaya menyosialiasikan kepada masyarakat sistem pembayaran non-tunai melalui sistem BI-RTGS yang lebih aman.

"Yang bisa mencegah peredaran uang palsu adalah masyarakat sendiri pada akhirnya," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement