Selasa 21 Jan 2014 10:03 WIB

Pemulihan Ekonomi Inggris Tingkatkan Keuntungan

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Djibril Muhammad
Bendera Inggris
Bendera Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menurut sebuah survey, industri jasa keuangan di Inggris mulai merasakan manfaat dari pemulihan ekonomi. Khususnya berdasarkan laporan perseroan yang menyatakan terjadi pertumbuhan laba, volume bisnis dan optimisme pada kuartal keempat 2013.

Berdasarkan sruvey jasa keuangan tiga bulanan, CBI/PwC, 69 persen perusahaan menyatakan lebih optimis. Khususnya pada situasi bisnis secara keseluruhan. Sementara hanya satu persen yang tak optimis.

Angka positif hingga 68 persen adalah yang tertinggi semenjak survey ini dimulai pada 1989. Survey ini didasarkan pada laporan yang menyatakan peningkatan dan juga penurunan.

Hasil survey akhir Desember lalu juga menunjukkan 46 persen perusahaan melaporkan kalau volume bisnis mereka mencapai angka yang tinggi. Jumlah volume tertinggi semenjak survey Juni 2007.

Volume besar ini untuk mengimbangi kenaikan tajam dari total biaya pengeluaran. Sehingga memberikan pertumbuhan laba bagi perusahaan. Baik volume bisnis dan profitabilitas diharapkan meningkat lagi pada kuartal berikutnya.

Direktur Pasar Kompetitif CBI, Matthew Fell mengatakan seluruh indikator, baik volume bisnis dan probabilitas meningkat. Hanya saja patut diperhatikan peningkatan ini juga harus didukung indikator pertumbuhan jangka panjang.

Hal tersebut antara lain biaya operasional, jumlah tenaga kerja dan investasi yang meningkat kuat. Pengamat juga memprediksi pertumbuhan tenaga kerja akan mencapai level tertinggi sejak 2007.

Jumlah tenaga kerja di 2014 akan meningkat 15 ribu orang dengan jumlah tenaga kerja mencapai 1,16 juta penduduk. Angka ini lebih rendah 52 ribu pekerja dibandingkan akhir 2008 ketika krisis ekonomi mulai terjadi.

Perubahan lingkungan pekerjaan juga akan mempengaruhi bisnis dalam beberapa tahun ke depan. Perusahaan saat ini kurang peduli mengenai permintaan pasar dan pengaruh aturan baru.

Di sisi lain, perusahaan lebih sadar akan kekurangan keterampilan, kapasitas sistem dan meningkatnya persaingan. Survey ini dilakukan terhadap 87 perseroan, baik bank maupun perusahaan keuangan lainnya di Inggris.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement