Rabu 29 Jan 2014 10:00 WIB

Pengungsi Palestina Terpaksa Makan Rumput Karena Tak Ada Makanan

Pengungsi Palestina/ilustrasi
Foto: guardian.co.uk
Pengungsi Palestina/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sebagian penghuni kamp pengungsi Palestina Yarmouk di Damaskus, Suriah, sudah terpaksa makan rumput dan kucing atau apa saja yang mereka bisa manfaatkan agar mampu bertahan hidup dari kelaparan. Demikian ungkap aktivist HAM Palestina.

Hal ini diungkapkan Abu Jihad Zaidan saat dia bersama sekelompok aktivis Palestina lainnya menyerukan kepada Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Beirut, Libanon, agar berupaya menyelamatkan para pengungsi Palestina di kamp Yarmouk yang masih terkepung.

"Beberapa orang telah menggunakan rumput dan kucing sebagai makanan, karena tidak ada makanan lain," kata Zaidan dalam pernyataannya seperti diberitakan Kantor Berita Anadolu yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency, Selasa.

Para aktivis pun mendesak agar pemerintah Suriah mengakhiri pengepungan yang sedang berlangsung terhadap kamp agar memungkinkan masuknya pasokan bahan makanan dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan penghuni kamp.

"Warga kamp (orang Palestina-red) akan kelaparan bersama dengan rakyat Suriah," kata Zaidan.

Badan Pekerjaan dan Bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA) mengatakan Yarmouk dulunya adalah tempat tinggal bagi populasi terbesar pengungsi Palestina di Suriah dengan 144.000 pengungsi yang terdaftar.

Kamp telah dikepung oleh pasukan Suriah selama hampir tujuh bulan dan ribuan warga sudah melarikan diri.

Para aktivis yang menggelar aksi protes di luar kantor ICRC itu membawa foto anak-anak Palestina yang mati kelaparan di kamp akibat pengepungan yang sedang berlangsung.

Zaidan mengatakan, lebih dari 70 laki-laki, perempuan dan anak-anak baru-baru ini mati kelaparan di Yarmouk. Dia memperingatkan bahwa jumlah kematian yang disebabkan kelaparan di kamp terus meningkat.

"Penderitaan dan kematian akan terus terjadi setiap jam  jika kamp tidak segera menerima pasokan bahan makanan dan obat-obatan," tandasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement