REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (13/2) pagi bergerak menguat sebesar 11 poin menjadi Rp 12.075 dibanding sebelumnya di posisi Rp 12.086 per dolar AS.
"Dolar AS cenderung melemah terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah menyusul perkiraan data penjualan ritel AS stagnan," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis (13/2).
Di sisi lain, lanjut dia, testimoni Gubernur Federal Reserve Janet Yellen pada komite perbankan AS akan ditunda karena perkiraan badai salju. "Cuaca yang buruk mempengaruhi data AS, mempengaruhi sentimen, dan akan menekan nilai tukar dolar AS," kata dia.
Ia menambahkan data perdagangan Cina yang solid juga menjadi salah satu pendongkrak permintaan untuk aset berisiko. Kinerja perdagangan Cina, berhasil melampaui ekspektasi. "Kondisi itu meredakan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi terbesar kedua di dunia," kata dia.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan pelaku pasar mencoba mengasumsikan positif menyusul komitmen the Fed untuk memajukan ekonomi AS sehingga nantinya akan berpengaruh pada laju ekspor Indonesia. "Nantinya kondisi itu akan memberi dampak positif pada neraca perdagangan," kata dia.