Kamis 13 Feb 2014 18:44 WIB

Musik Religi di Indonesia (3-habis)

Grup musik Bimbo beraksi dalam konser bertajuk 'Ramadhan in Harmony' di Plenary Hall-JCC, Jakarta.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Grup musik Bimbo beraksi dalam konser bertajuk 'Ramadhan in Harmony' di Plenary Hall-JCC, Jakarta.

Oleh: Afriza Hanifa

Musik religi di Indonesia belum digarap secara serius. Bicara mengenai musik religi di Indonesia, Bimbo bisa dikatakan sebagai pionir penggerak revolusi di bidang ini.

Pada era 1970-an, sebenarnya banyak muncul penyanyi yang membawakan nada dakwah dalam lagu mereka.

Meski demikian, Bimbolah yang pertama kali berani keluar dari pakem musik religi yang identik dengan gambus. Lagu “Tuhan” menjadi tembang religi pertama yang ditulis dan disenandungkan kelompok musik asal Kota Kembang tersebut. Meski era terus berganti, lagu-lagu religi Bimbo masih sering diputar hingga kini.

Revolusi musik religi kembali terjadi di era modern dengan dipelopori grup band GIGI. Pada bulan Ramadhan 2004, GIGI yang digawangi Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bas), dan Gusti Hendy (drum) merilis album religi perdana bertajuk ‘Raihlah Kemenangan’.

Dalam album ini, GIGI mengaransemen ulang beberapa lagu religi Bimbo, diantaranya “Tuhan” dan “Rindu Rasul”. Kemudian, pada Ramadhan berikutnya, GIGI tak pernah absen mengeluarkan album religi.

Di album religi kedua mereka, lagu “Perdamaian” yang dipopulerkan Nasida Ria digubah dengan dahsyat oleh GIGI. Aransemennya begitu berbeda.

Tak ada lagi lengkingan alat musik tradisional. Semua digubah dengan dentuman musik pop rock modern. Berkat GIGI, lagu kasidah era 70-an ini pun kembali populer di kalangan anak muda.

Musik religi ala GIGI ini berhasil mencuri perhatian masyarakat. Kesuksesan GIGI mendorong hadirnya tembang-tembang religi dari grup band ternama, seperti Ungu, Armada, Seventeen, dan lain-lain.

Masih musiman

Menurut Indriyana R Dani dan Indri Guli dalam Kekuatan Musik Religi, musik religi di Tanah Air masih perlu dieksplorasi. Hal ini karena kualitas musik religi masih belum mampu mendunia dibanding musik ciptaan musisi Barat.

Musik religi di Indonesia dinilai belum digarap serius karena hanya muncul pada saat Ramadhan saja. Dengan kata lain, musik religi ciptaan para musisi Indonesia masih bersifat musiman.

Jika dibandingkan dengan musik religi Barat dan Timur Tengah, kata mereka, Indonesia kalah pesat. Musik religi di AS, Eropa, dan Timur Tengah berkembang sangat pesat. Salah satu contohnya dapat dilihat pada musik religi beraliran rap yang berkembang di AS.

Cikal bakal lahirnya kelompok rap Muslim itu adalah Nation of Islam, sebuah gerakan spiritual yang dipimpin Louis Farrakhan. “Disebut sebagai rap Muslim karena fenomena musik baru ini menyuarakan nada yang pas, terutama untuk orang-orang Afrika-Amerika yang merupakan sepertiga dari jumlah Muslim di AS,” kata Indriyana.

Namun, untuk meningkatkan kualitas musik religi Indonesia tidak lah mudah. Bahkan, untuk melakukan pendataan perkembangan musik religi di Indonesia pun sangat sulit.

Menurut Indriyana, selama ini tak pernah ditemukan data mengenai kemajuan musik Islam tersebut. Padahal, jika melihat perkembangannya telah banyak lagu religi yang dibawakan musisi Tanah Air. Akibatnya, potensi musik religi pun sulit dieksplorasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement