Oleh: Teguh Setiawan
Tahun 1913, Vassil Radoslavov–pemimpin Bulgaria saat itu–memutuskan seluruh Pomaks diperbolehkan kembali menjadi Muslim dan menggunakan nama-nama Arab.
Keputusan ini direspon orang Pomaks dengan mengosongkan gereja, dan membangun kembali masjid-masjid mereka yang dihancurkan militer Bulgaria.
Sampai 1920-an, Pomaks dan Muslim Turki di desa-desa di seluruh Bulgaria menikmati hak-haknya. Setiap desa memiliki satu masjid dan satu madrasah yang mendapat dukungan finansial dari Wakaf Ottoman. Para guru madrasah mendapat gaji dan pension dari pemerintah.
Namun keadaan itu tidak berlangsung lama. Juni 1923, terjadi kudeta. Alexander Stamboliiski dipaksa turun dari kekuasaannya. Kehidupan Muslim Bulgaria berubah lagi. Pemerintah baru mencoret semua anggaran untuk gaji dan pension guru madrasah, dan merampas sebagian hak otonomi pendidikan bagi Muslim Bulgaria.
Situasi menjadi lebih buruk ketika Kemal Ataturk menguasai Turki, dan memulai proses sekularisasi. Orang Turki yang tidak setuju dengan sekularisasi Ataturk meninggalkan Turki dan menuju Bulgaria. Mereka yakin hanya di Bulgaria mereka bisa melanjutkan kehidupan beragamanya dengan baik.
Menariknya, minoritas Muslim Turki di Bulgaria mengkampanyekan gagasan Ataturk, untuk memperkuat identitas ke-turki-an secara massal. Mereka juga bersedia menanggalkan identitas Muslim, dan hanya menggunakan kata Turki.
Sebagai respon atas kebijakan Ataturk, Bulgaria menekan minoritas Muslim Turki dan Pomaks untuk memilih; menjadi Bulgaria atau meninggalkan desa-desa mereka. Sepanjang 1927, 1933 dan 1935 terjadi lagi eksodus besar-besaran dari Bulgaria ke Turki.
Bukan hanya Muslim Turki yang hengkang, tapi juga Pomaks. Namun, sebagian besar dari mereka tak bisa beradaptasi dengan kehidupan baru di Turki, dan kembali lagi.
Tahun 1937, Bulgaria dan Turki meneken kesepakatan baru. Isinya, Bulgaria memulangkan 10 ribu Muslim setiap tahun, dan Turki bersedia menerimanya. Untuk mempercepat pemulangan, nasionalis fasis Bulgaria menciptakan ketidak-nyamanan di desa-desa Muslim; menyiksa penduduk, dan menggantungkan ekor babi di pintu masjid.