Ahad 09 Mar 2014 17:32 WIB

Turki Ancam Blokir Youtube dan Facebook

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fernan Rahadi
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: AFP
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, Menghindari pengaruh buruk internet, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengisyaratkan akan menutup Facebook dan Youtube. Ia mengatakan dua situs ini punya kekuatan besar untuk menularkan pengaruh buruk terhadap masyarakat Turki. Jika dilancarkan, mungkin aksinya itu akan dilakukan setelah pemilu lokal pada 30 Maret mendatang.

Bukan tidak mungkin, tapi langkah tersebut dinilai sangat beresiko. Facebook dan Youtube sudah menjadi ‘candu’ di dunia maya. Orang-orang banyak menggunakannya untuk beragam macam kepentingan, termasuk di Turki. Pemblokiran dua situs raksasa ini bisa memicu reaksi negatif dari publik. Mengingat kerusuhan sosial di Turki menunjukan peningkatan.

Erdogan mengangkat masalah ini ketika berbicara tentang hukum baru internet yang kontroversial. Dalam sebuah wawancara dengan televisi pertengahan pekan lalu, ia mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan kebijakan untuk memblokir situs berbagi video dan sosial media itu. Pemerintah Turki memang telah memperkenalkan sejumlah peraturan perundangan baru yang membatasi kebebasan internet juga pers.

Ketika isu itu dilontarkan, publik meledak. Perdebatan beredar viral di Twitter. Para pengkritik  kecewa dengan pemerintah dan menyatakan keprihatinan mereka atas negara. Beberapa mengeluarkan sindiran ‘’Untung dia (Erdogan) tidak menyebut Twitter,’’ kata salah seorang pengguna twitter bernama Aydintasbas.

Pada hari Jumat keesokan harinya, Presiden Turki Abdullah Gül mengesampingkan larangan Facebook dan Youtube. Ia mengatakan bahwa tidak mungkin ada kemunduran dari kebebasan. ‘’Hukum Internet Turki adalah jelas. Situs web dapat dilarang oleh keputusan pengadilan,’’ katanya.

YouTube atau Facebook sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait hal ini. Turki menempati peringkat teratas di antara 15 negara pengguna Facebook. Turki memiliki hampir 1 miliar pengguna dengan sekitar 34 juta pengguna aktif setiap bulan pada populasi 77 juta orang.

Sebelumnya Turki melarang Youtube selama lebih dari dua tahun sampai 2010 setelah salah satu pengguna mengunggah video yang dianggap menghina pendiri republik, Mustafa Kemal Ataturk. Pemerintah Turki ingin memperketat kontrol terhadap Internet dan mempertahankan privasi.

Sementara, banyak pihak menilai rencana Erdogan tersebut adalah tindakan sensitifnya karena beberapa waktu lalu beredar video audio pembongkaran korupsi pihaknya di Youtube. Dalam rekaman terbaru yang beredar pertengahan pekan lalu, Erdogan terdengar memarahi pemilik surat kabar melalui telepon tentang sebuah artikel tuduhan korupsinya. Erdogan terdengar menyarankan wartawan yang menulisnya dipecat.

Dalam sebuah komentar, tindakan ini menimbulkan kekhawatiran atas gaya kepemimpinan Erdogan yang membatasi kebebasan media.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement