REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu pagi bergerak turun 85 poin menjadi Rp11.449 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.364 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah melemah menyusul minat investor terhadap dolar AS kembali meningkat setelah data ekonomi AS terakhir ini menunjukkan perbaikan," kata
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan data ketenagakerjaan AS pada akhir pekan lalu memberikan sinyal masih tangguhnya kinerja ekonomi AS sehingga dolar AS berangsur pulih.
Kendati demikian, lanjut dia, fundamental ekonomi Indonesia juga masih dipandang investor global akan membaik. Tingkat inflasi yang terjaga stabil serta cadangan devisa RI meningkat menjadi 102 miliar dolar AS pada Februari memberi potensi rupiah kembali menguat.
"Rupiah kembali berpeluang positif seiring membaiknya fundamental ekonomi Indonesia," katanya.
Ia mengatakan bahwa hal itu juga tidak lepas dari upaya pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) untuk tetap fokus dalam melakukan pengetatan fiskal dan moneter.
"Langkah itu merupakan salah satu cara kewaspadaan sehingga perekonomian Indonesia tetap stabil," katanya.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto menambahkan meski neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari 2014 mencatatkan defisit namun pasar masih akan menanggapi positif kinerja ke depannya akan membaik.
Menurut dia, pelaku pasar cukup optimis terhadap Pemerintah dan Bank Indonesia yang fokus untuk menurunkan defisit neraca keuangan Indonesia.
Pasar melihat beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah akan efektif untuk memperkecil defisit.