REPUBLIKA.CO.ID, PANGKAL PINANG -- Beberapa pengusaha Smelter di Bangka Belitung mendukung kehadiran bursa timah lokal. Menurut mereka selain meningkatkan harga jual timah olahan, bursa timah juga menstabilkan harga tersebut.
Direktur PT Refined Bangka Tin, Anton Salim menyampaikan kehadiran bursa timah lokal meningkatkan posisi tawar Indonesia. Sehingga harga timah lokal menjadi lebih tinggi dibandingkan global. Angkanya berbanding 22.300 dolar AS per metrik ton dengan 22 ribu dolar AS.
Apalagi kualitas dari timah bursa lokal lebih tinggi yaitu 99,9 persen SN sedangkan London Metal exchange (LME) hanya 99,85 persen SN. Sehingga mau tak mau pergerakan harga di LME menjadi mengikuti Indonesia.
Memang, menurut Direktur PT Mitra Stania Prima, M Fitriansyah saat ini pendapatan penjualan di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia tak secepat dahulu. Hal ini karena belum banyak buyer di sana. Meski ada 19 buyer namun belum smua aktif. Cuma itu wajar karena baru dan sosialisasi belum terlalu sering dilakukan.
Terkait buyer yg belum menerima, menurut saya karena baru dan belum terlalu tinggi sosialisasi. Walaupun begitu semenjak kehadiran BKDI, harga jauh lebih stabil dan hal itu sangat penting.
Kontrol ketat
Menurut Presiden Komisaris PT Bangka Tin Industry, Toto Hermawan Liem, bursa timah memiliki kontrol lebih ketat. Sementara LME tak terlalu ketat termasuk SN sebesar 99,85 persen.
Selain itu buyer yang sebelumnya bisa membeli langsung menjadi tidak berani. Buyer pun takut tak mendapat barang yang baik.
Padahal SN sebesar 99,9 persen sudah menjadi jaminan mutu terbaik. Namun hal itu karena mereka tak biasa melalui bursa lokal.