REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Benghazi, sebuah kota di timur Libya, mengalami serangan bom mobil berdaya ledak masif. Dalam serangan bom yang membidik akademi militer dan perusahaan minyak tersebut, delapan orang tewas dan belasan orang lainnya terluka.
Petugas keamanan tersebut menjelaskan, Senin (17/3) waktu setempat, bom pertama meledak di depan gerbang akademi tentara tak lama setelah acara wisuda rampung. Beberapa mobil yang diparkir di luar gedung, meledak. Dengan satu atau dua bom meledak pada waktu yang sama. Satu jam kemudian, ledakan terpisah mengakibatkan satu orang terbunuh saat bom mobil lainnya meledak di dekat perusahaan minyak negara, Brega Petroleum Marketing Co.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, pemerintah telah menetapkan tiga hari masa berkabung atas serangan tersebut. Benghazi adalah sebuah kota di timur Libya yang menjadi basis perjuangan pendukung mantan Presiden Muammar Gaddafi.
Hingga saat ini, kelompok-kelompok bersejata itu menolak gencatan senjata. Sebagian besar negara telah menutup konsulatnya di Benghazi. Selain itu, beberapa maskapai penerbangan asing telah menghentikan penerbangan ke Benghazi pascainsiden berdarah September 2012. Kala itu, duta besar AS dan tiga orang AS lainnya tewas dalam serangan kelompok bersenjata.