Senin 24 Mar 2014 18:51 WIB

Pengurus Sering Tidak Mampu Jadikan Masjid Bermanfaat Bagi Masyarakat

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Julkifli Marbun
Masjid Baiturrahmah, Ciputat, Tangerang.
Foto: Tangerangkota.go.id
Masjid Baiturrahmah, Ciputat, Tangerang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Yayasan Masjidku Bersih Winarso mengatakan untuk menciptakan masjid yang bersih  peran Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) perlu dimaksimalkan.

Menurutnya, pengurus DKM harus mengetahui masjid adalah sebuah properti yang harus dirawat. Manajemen masjid sangat berperan di sini. Sebab, sebagian besar masjid memiliki marbot yang tingkat pendidikannya tidak tinggi.

"Salah satu pressure adalah adanya remunerasi yang cukup. Idealnya 80-90 persen dari upah minimum provinsi," ujar pria yang akrab disapa Win ini, Senin (24/3).

Dia menekankan pola pikir pengurus masjid harus diubah. Bahwa masjid bukan hanya tempat untuk berdoa.

"Pikiran (pengurus masjid) seperti ini belum terbuka," katanya.

Karena itu, dalam setiap diskusi dengan pengurus masjid, Win kerap mengutip sebuah hadits yang berbunyi "Barangsiapa yang mengeluarkan kotoran dari masjid, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga."

Hadits ini memberi motivasi baginya dan ia berharap pengurus masjid juga termotivasi memujudkan masjid bersih, nyaman dan suci. Dari hadits tersebut, ia menganggap betapa murahnya Allah memberi rumah di surga. Rumah di surga bukan hanya milik orang yang bisa membangun masjid, tapi juga bagi orang-orang yang membersihkan masjid.

Menurutnya, masyarakat saat ini hanya fokus membangun masjid tanpa tahu bagaimana merawatnya. Bahkan, perawatan masjid cenderung seadanya.

Selain itu, masjid perlu diberdayakan secara ekonomi sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat dan masjid itu sendiri. Win menambahkan, DKM masjid harus kreatif dan mempunyai strategi 'menghidupkan' masjid.

Misalnya, masjid bisa menjadi distributor air minum isi ulang atau menjual pulsa listrik. Hasilnya, bisa dipakai untuk menjaga masjid tetap bersih, nyaman dan rapi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement