REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) dan Badan Keamanan Nasional Inggris (GCHQ) disebut telah menyusup ke tiga penyedia komunikasi satelit Jerman. Berdasarkan data terbaru dari Edward Snowden, NSA berusaha menyusup ke jaringan internal yang dijalankan oleh perusahaan Stellar, Cetel, dan IABG.
Stellar menyediakan layanan internet dan telepon untuk lokasi yang sulit dijangkau seperti pengeboran minyak, kamp pengungsian dan pos asing perusahaan multinasional. GCHQ mengincar 16 orang di perusahaan tersebut, termasuk kepala eksekutif Christian Steffen. Operasi mata-mata dilakukan di stasiun gabungan dengan NSA yang berbasis di Inggris.
Seperti dilaporkan majalah Jerman Der Spiegel, dokumen yang dibocorkan Snowden tersebut tidak bertanggal. Laporan tersebut menyatakan agen rahasia berhasil membuat daftar pelanggan setelah mendapatkan akses ke server provider saingan, Cetel.
"Pelanggan perusahaan tersebut adalah organisasi nonpemerintah dan negara-negara bagian utara Eropa yang menggunakan Cetel untuk menghubungkan pos diplomatik ke internet," tulis Der Spiegel, Senin (31/3) waktu setempat. Sebagian besar pelanggan Cetel adalah Timur Tengah dan Afrika.
Sementara antiteroris menjadi alasan penyusupan jaringan Stellar dan Cetel, taktik penyusupan terhadap IABG terlihat lebih pada spionase ekonomi. IABG mengoperasikan fasilitas pengujian untuk kereta supercepat Transrapid dan Airbus A380 super jumbo jet. Selain itu, provider ini juga menyediakan layanan untuk Bundeswehr, angkatan bersenjata Jerman.
Sebelumnya dilaporkan NSA menargetkan pengawasan 122 pemimpin dunia. Berdasarkan laporan The Intercept, pemimpin dunia yang telah disusupi adalah seperti politisi senior di Cina, Rusia, Ukraina, Brasil, Meksiko, Venezuela , Yaman , Sudan , Guatemala , Bosnia dan Jepang.
Kebocoran terbaru dilakukan kepada kanselir Jerman Angela Merkel. Ia ditempatkan dalam Target Knowledge Database (TKB). NSA menyimpan lebih dari 300 dokumen tentang Merkel.