Oleh: Erdy Nasrul
Katib Syuriah PBNU KH Yahya C Tsaquf menyatakan, belakangan ini ada saja kelompok orang yang menggugat tahlilan melalui dunia maya.
Putra KH Cholil Bisri yang sering disapa Gus Yahya menyadari dunia internet sangat strategis untuk menyebarkan informasi. Masyarakat sudah mengandalkan internet untuk memperoleh informasi termasuk seputar keagamaan.
Gus Yahya menyatakan, kelompok radikal dan fundamental telah menyebarkan ajarannya melalui teknologi informasi.
Mereka mendapatkan akses informasi yang berlebih sehingga melakukan kampanye yang luas dengan didukung sumber daya melimpah. Tabdi' atau pembid'ahan pun mudah ditemukan, tak luput seperti tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW, tahlilan, dan sebagainya.
“Tradisi itu disebut bid'ah bahkan syirik,” ujar mantan juru bicara presiden KH Abdurrahman Wahid ini mencontohkan. Melihat kondisi demikian, kata Gus Yahya, NU akan memberdayakan semua potensi dan pemegang kebijakan, terutama pada bidang teknologi informasi.
Ketua Bidang Dakwah Pengurus Besar Muhammadiyah Agus Tri Sundani menyatakan perbedaan dalam memahami ajaran Islam adalah hal biasa. "Yang penting masih merujuk kepada Alquran dan hadis," jelasnya.
Pihaknya menyatakan, perbedaan pendapat dalam mendakwahkan ajaran Islam harus menjunjung tinggi toleransi. Harus saling menghormati. "Dan jangan sampai memutuskan tali silaturahim," imbuhnya.
Menurutnya, para dai harus sering bersilaturahim agar saling mengenal. Mereka nantinya dapat lebih akrab saat berdakwah.