REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN-- Iran menolak mengganti diplomat untuk mewakili negaranya di PBB, pada Sabtu (12/4). Parlemen Iran mendesak agar pemerintahan mereka tak terpengaruh intimidasi Amerika Serikat, yang sebelumnya menolak memberi visa pada utusan baru Iran untuk PBB.
Hubungan Iran dan AS kembali memanas, setelah AS menolak memberikan visa pada utusan baru Iran untuk PBB, Hamid Aboutelabi. Peristiwa ini terjadi di tengah upaya negara kekuatan dunia bernegosiasi dengan Iran, terkait program nuklirnya.
Hal ini berpotensi membangkitkan permusuhan baru antarkedua pihak setelah sebelumnya sempat mencair. Pemerintah Presiden AS Barack Obama mengatakan pada Jumat (11/4), bahwa AS telah memberitahu Iran tak akan memberikan visa pada Aboutalebi.
AS selama ini beranggapan Aboutalebi merupakan salah satu orang yang bertanggung jawab atas kejadian 1979. Kala itu terjadi pengambilalihan Kedutaan Besar AS di Teheran.
AS menduga Aboutalebi berpartisipasi dalam kelompok mahasiswa, yang menyandera 52 orang AS selama 444 hari. Sementara Aboutalebi mengatakan, keterlibatannya saat itu dengan kelompok mahasiswa, hanya sebatas menjadi penterjemah dan bernegosiasi.