REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore melemah sebesar 21 poin menjadi Rp11.444 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.423 per dolar AS.
"Data-data ekonomi global terutama Amerika Serikat mendorong mata uang dolar AS menguat di pasar uang domestik," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa angka pengangguran AS cenderung mengalami penurunan menyusul data manufaktur AS di beberapa negara bagian yang mengalami pertumbuhan, angka klaim pengangguran AS juga mengalami penurunan.
Menurut dia, kondisi itu membuat the Fed akan terus mengurangi stimulus keuangannya sehingga diperkirakan berakhir pada tahun ini dan membuat likuiditas dolar AS semakin ketat.
Meski mata uang rupiah melemah, namun menurut Reza Priyambada tekanannya tidak terlalu signifikan dikarenakan faktor fundamental ekonomi Indonesia yang juga positif.
"Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan bahwa bulan April akan terjadi deflasi. Selain itu pemerintah juga akan mendorong sektor industri manufaktur salah satunya dengan memberikan insentif fiskal," kata dia.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini (21/4), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.430 dibandingkan sebelumnya (17/4) di posisi Rp11.418 per dolar AS.