Selasa 22 Apr 2014 10:24 WIB

KH A Latief Muchtar, Dari Persis untuk Umat (2-habis)

KH A Latief Muchtar.
Foto: Blogspot.com
KH A Latief Muchtar.

Oleh: Rosita Budi Suryaningsih

Kepiawaiannya berbahasa Arab mengantarkan Ketua Rijalul Ghad (RG) organisasi santri Persis itu untuk menimba ilmu hingga ke Kairo, Mesir.

Seusai menyelesaikan studinya di negeri piramida itu, ia mengabdi kepada sejumlah perguruan tinggi, antara lain, ITB (1971-1974), IAIN Sunan Gunung Jati Bandung (1974-1994).

Ia juga pernah tercatat sebagai Pembantu Rektor IAIN Sunan Gunung Jati selama dua periode, juga dosen dan dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Bandung (1970-1974), dan terakhir menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Persis yang sekarang menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Persis/STAIPI (1990-1993).

Organisasi

Selain berkiprah di dunia pendidikan, ia juga aktif dalam kegiatan di Pusat Pimpinan Persis. Pada 1972, ia menggantikan Yunus Anis sebagai Sekretaris Umum PP Persis. Jabatan ini diembannya hingga 1981. Jabatannya meroket setelah ia terpilih sebagai Ketua I, mendampingi KH E Abdurrahman sebagai ketua umum.

Ia menggantikan Abdurrahman sebagai ketua umum yang meninggal dunia dan terpilih lagi pada Muktamar Persis ke-10 di Garut 1990 masa jihad  hingga 1995 dan menduduki posisi yang sama pada Muktamar Jakarta. Dalam usia 60-an, Latief masih tetap energik dan aktif. Ia aktif dalam berbagai organisasi keislaman.

Di luar Persis, ia aktif antara lain sebagai anggota presidium Forum Dakwah Islamiyah, anggota Pleno DDI Pusat, anggota Dewan Penasehat ICMI Pusat, anggota Majelis Pertimbangan Partai di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), serta anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kodya Bandung.

Di kancah internasional, ia aktif di berbagai forum antara lain Organisasi Konferensi Islam (OKI) maupun Majelis Ta'sisi Rabithah 'Alam Islami (Moslem World league).

Di akhir hayatnya, ia tetap terus mengemban tugasnya sebagai ulama. Kala itu ia diberi mandat LPU mewakili kelompok Islam untuk menandatangani sumpah anggota DPR/MPR RI periode 1997-2002.

Pada Selasa malam 30 September 1997, ia terkena serangan jantung dan tidak sadarkan diri hingga berhari-hari di RSPAD Gatot Subroto. Pada Ahad 12 Oktober, pukul 22.37 WIB, ia mengembuskan napas terakhir.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement