REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena meningkatnya kekerasan di Ukraina mendorong permintaan emas sebagai aset "safe haven".
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni, melonjak 19,5 dolar AS atau 1,52 persen, menjadi menetap di 1.302,9 dolar AS per ounce. Peningkatan ketegangan di Ukraina mengimbangi kerugian sebelumnya dari laporan positif ketenagakerjaan AS yang membawa tingkat pengangguran turun menjadi 6,3 persen, terendah sejak 2008.
Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat pada Jumat untuk membahas Ukraina. Rusia meminta pertemuan untuk membahas "eskalasi kekerasan yang serius di Ukraina," lebih lanjut membantu kenaikan emas sebagai aset "safe haven".
Dalam konferensi pers pada Jumat siang, Presiden AS Barack Obama dan Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, mereka akan memantau pemilu 25 Mei di Ukraina sebelum memutuskan untuk menjatuhkan sanksi ekonomi lebih lanjut kepada Rusia.
Analis mengatakan bahwa minggu depan semua mata akan tertuju pada eskalasi kekerasan antara pasukan Ukraina dan pro-Rusia. Analis lain percaya pasar belum sepenuhnya bereaksi terhadap laporan pekerjaan AS menggembirakan pada Jumat dan emas mungkin mempertahankan reaksinya hingga minggu depan.
Perak untuk pengiriman Juli naik 50,3 sen, atau 2,64 persen, menjadi ditutup pada 19,546 dolar AS per ounce, sedangkan platinum untuk pengiriman Juli mendaki 13,2 dolar AS, atau 0,92 persen, menjadi berakhir pada 1.440,7 dolar AS per ounce.