REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Antonio Conte berlari lalu meluncur dengan dua lututnya di atas rumput. Pelatih Juventus itu tak bisa membendung perasaan emosionalnya setelah melihat gol ketiga yang dicetak Fernando Llorente pada laga kontra Sassuolo pada tengah pekan ini.
Aksi Conte tersebut mengingatkan pada Jose Mourinho tiap kali melakukan selebrasi emosional. Saat ditanya, Conte mengatakan tak ada yang spesial dengan aksinya tersebut.
"Itu bukan selebrasi untuk scudetto," kata Conte seperti dilansir laman Football Italia.
Conte mengatakan kemenangan atas Sassuolo belum cukup untuk menyegel gelar juara musim ini. Juventus baru akan dipastikan meraih scudetto ketiga beruntun jika mampu menang melawan Atalanta pada Selasa (6/5) dinihari WIB.
Karena itu, ia melarang anak-anak asuhnya untuk melakukan pesta apapun sebelum mendapat kepastian matematis. Arsitek usia 44 tahun itu menjelaskan aksi meluncurnya merupakan ekspresi kegembiraannya atas performa skuat La Vecchia Signora.
Ia mengatakan gol Llorente telah mengantarkan timnya selangkah lebih dekat dengan sejarah. "Yang ada di pikiran saya adalah kami telah melakukan langkah penting menuju scudetto bersejarah. Ini akan jadi scudetto ketiga berturut-turut," paparnya.
Pada kesempatan itu, Conte menyinggung sebagian kalangan yang membanding-bandingkan performa Juventus dengan AS Roma musim ini. Ia tak sepakat jika Roma menampilkan permainan yang lebih indah dibanding Juventus.
"Jika Roma disebut luar biasa, maka saya tak bisa menemukan kata yang lebih bagus untuk Juventus," tegasnya.
Menurut Conte, surplus delapan poin dari Roma merupakan bukti bahwa Juventus adalah yang terbaik musim ini. Terlebih, Juventus juga mampu mencapai babak semifinal Liga Eropa.
"Jika kami menang di Liga Europa, orang-orang akan menyebut itu trofi yang tidak penting. Tapi jika kalah, kami akan disebut belum siap di level Eropa," keluh Conte.