REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Yusuf Assidiq
Sebagai wujud kepedulian kepada mualaf, Prof Bambang dan keluarga mengikhlaskan rumahnya menjadi tempat diselenggarakannya Pengajian Ar-Rahman pada Ahad pertama tiap bulan hingga saat ini. Di rumah ini, beberapa mualaf mengikrarkan keislamannya di bawah bimbingan Prof Bambang.
Abdurrahman al-Gonzaga, salah satu mualaf yang giat mengikuti dan menggerakkan pengajian ini mengakui betapa pentingnya komunitas Pengajian Ar-Rahman bagi rekan-rekannya sesama mualaf.
Di komunitas inilah, menurut dia, para mualaf memperoleh pembinaan, perhatian dan bimbingan guna mempertebal keimanan dan kecintaan terhadap Islam.
Donatur bertambah
Belakangan tak hanya keluarga Prof Bambang yang secara ikhlas menjadi donatur dan membantu kelangsungan Pengajian Ar-Rahman. Donatur-donatur lain bermunculan dan menunjukkan kedermawanan serta keikhlasan mereka.
Tak hanya menyediakan rumah sebagai tempat pengajian, mereka juga membantu biaya operasional pengajian dan memberikan bantuan beras secara rutin kepada mualaf yang membutuhkan. Bantuan biaya pendidikan untuk anak-anak para mualaf pun menjadi perhatian tersendiri dari para donatur.
Alhasil, kegiatan Pengajian Ar-Rahman yang semula hanya bertempat di kediaman Hj Sukadis (almh) dan Prof Bambang, sejak 2006 digelar secara rutin dan bergilir di kediaman Prof Dr lr Nur Yuwono, Condongcatur, Yogyakarta.
Selain itu juga digelar di kediaman Ir Kardiyono MT, Condongcatur, Yogyakarta; serta Ustaz Ahmad Sulaiman di Putuhdadi, Yogyakarta. Sementara pada Ahad keempat setiap bulannya, pengajian diselenggarakan di Sumberarum, Moyudan, Sleman.
Abdurrahman yang berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, merasa bersyukur, Pengajian Ar-Rahman terus berkembang.
''Namun, karena kami belum punya tempat atau kantor permanen, jadi (lokasi pengajian) masih pindah-pindah,'' tutur pria yang telah 14 tahun memeluk Islam ini.
Alhamdulillah, Pengajian Ar-Rahman kini tak hanya menjadi wahana untuk menggali ilmu dalam memperkuat akidah lslam, tetapi juga menjadi media untuk menjalin ukhuwah lslamiyah antara mualaf, donatur, dan umat Islam lainnya.
Ke depan, para penggiat pengajian ini berencana membuat model pembinaan yang terintegrasi antara pembinaan akidah, ibadah, akhlak, dan ekonomi yang mampu menjawab kebutuhan dan tantangan yang dihadapi para mualaf.