Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti
Para relawan siaga setiap saat.
''Perumpamaan orang mukmin terhadap orang mukmin yang lain seperti satu jasad, jika salah satu anggota badan sakit, maka seluruh jasad ikut merasakan sakit hingga merasa demam.'' (HR Bukhari dan Muslim)
Demikian Rasulullah SAW menggambarkan korelasi antara sesama Muslim. Tak ada sekat, saling tolong-menolong, dan bahu-membahu.
Prinsip ini mendasari ikhtiar dari sejumlah lembaga filantropi Islam untuk membantu meringankan korban bencana alam dengan melibatkan tak sedikit relawan.
Presiden Direktur Dompet Dhuafa (DD) Ahmad Juwaini mengatakan dampak bencana alam menempatkan para korban seperti dhuafa sementara.
Mereka tidak dapat menikmati hidupnya seperti semula. Sulit mendapatkan makanan, tidak dapat sekolah, bahkan bisa terserang penyakit karena lingkungan yang tidak sehat.
Guna meringankan beban itu, kata Juwaini, pihaknya menurunkan tim relawan. DD memiliki tim khusus Disaster Management Centre (DMC) untuk mengelola relawan yang bersedia membantu korban bencana. DMC bekerja dengan cepat untuk mendirikan posko di daerah bencana.
Bantuan yang diberikan biasanya berupa dapur umum, penyediaan makanan, keperluan bayi dan perempuan, serta layanan kesehatan dan obat-obatan.
DD juga selalu mendirikan sekolah ceria bagi anak-anak usia sekolah sebagai pengganti sekolah biasa yang bertujuan sebagai pengobatan trauma (trauma healing).
Saat ini, tercatat sebanyak 1.500 relawan tergabung di DD di berbagai daerah. “Perekrutan dan pembinaannya secara berkala,” kata dia.