Ahad 18 May 2014 07:57 WIB

Jelang Satu Abad, Apa Harapan terhadap NU?

Rep: Muhammad Ibrahim Hamdani/ Red: Muhammad Hafil
NU
NU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang usia satu abad Nahdlatul Ulama (NU), Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB), Abdul Wahid Maktub, berharap agar NU dapat mengimplementasikan fungsi dan tujuan utamanya. Yakni, Rahmatan lil A'lamin atau memberi rahmat untuk seluruh alam.

"NU berdiri dengan tujuan utama melaksanakan misi Ketuhanan di muka bumi, yakni Rahmatan lil A'lamin. NU tidak didirikan untuk menjadi Rahmatan lil Islam, Rahmatan lil Nahdliyin atau Rahmatan lil Indonesia," ujar Abdul Wahid saat dihubungi Republika, Sabtu siang (17/5).

Fungsi dan tujuan utama NU ini, papar Abdul Wahid, masih sering dilupakan baik oleh warga Nahdliyin maupun pengurus NU di berbagai level. Hendaknya, seluruh pengurus menjadikan NU sebagai instrumen untuk mewujudkan kesadaran keagamaan baru untuk mewujudkan misi utama ke-Tuhan-an itu,  Islam Rahmatan lil A'lamin.

Jangan sampai NU dijadikan sarana oleh pengurusnya sendiri untuk mewujudkan egoisme individual, ungkap Abdul Wahid, apalagi menjadi institusi sosial kegamaan yang kaku, terkotak-kotak, dan seperti penjara bagi pengurusnya sendiri untuk berhubungan dengan institusi lainnya di Indonesia.

NU pun harus menjadi gerakan budaya dan pemikiran Islam yang mampu menjawab tantangan masa depan Indonesia, tegas Abdul Wahid, khususnya dalam hal menghargai keberagaman dan saling menghormati antar institusi atau golongan yang berbeda-beda.

"Ajaran Islam yang saling menghormati terhadap keberagaman (mutual respect), berjiwa progresif dan berdaya juang maju, namun tetap memiliki koeksistensi damai dengan kelompok lainnya inilah yang hendak dikedepankan oleh falsafah Pancasila," papar Abdul Wahid.

Jadi,  ujar Abdul Wahid, warga Nahdliyin dan pengurus NU di berbagai level tidak dibenarkan untuk mengedepankan egoisme individual dan merasa benarnya sendiri dalam menjalankan roda organisasi. Bahkan, NU harus mampu menjembatani berbagai perbedaan bangsa Indonesia melalui dialog dengan tetap saling menghormati.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement