REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Militer Thailand menyatakan telah membebaskan 124 tahanan, termasuk para politisi dan aktivis yang ditahan setelah kudeta dilakukan. Juru bicara militer mengatakan sebanyak 253 orang telah dipanggil, namun 53 orang tidak melaporkan dan 76 orang berada di dalam tahanan.
Dilansir dari BBC, pembebasan itu pun dilakukan dengan syarat agar para politisi menghindari kegiatan politik dan menginformasikan perjalanan tentara. Pemimpin kudeta, yang mengambil alih kekuasaan pada pekan lalu, mendapatkan dukungan dari kerajaan pada Senin lalu.
Sedangkan, mantan Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra, telah dibebaskan meskipun kegiatannya masih dibatasi. Selain para politisi dan aktivis, tokoh akademisi pun juga telah ditahan.
Aparat militer merebut kekuasaan di Thailand pada 22 Mei dan mengatakan ingin mengembalikan stabilitas negara setelah kerusuhan terjadi selama berbulan-bulan. Meskipun begitu, kudeta militer tersebut telah memicu kecaman internasional.
Para pemimpin gerakan antipemerintah telah dibebaskan dari tahanan, tapi para pendukung pemerintah masih berada di dalam tahanan. Sedangkan pada Rabu lalu, sebuah stasiun televisi menayangkan gambar dari militer yang menunjukkan lima tahanan, termasuk pemimpin pendukung pemerintahan Jatuporn Prompan di sebuah tempat yang tak diketahui.