REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah, Buya Yunahar Ilyas, menyatakan berkumandangnya adzan di Vatikan untuk pertama kalinya dalam sejarah merupakan peristiwa politik biasa.
"Berkumandangnya adzan di Vatikan merupakan bagian dari diplomasi Paus untuk memediasi antara Israel dan Palestina," tutur Yunahar saat dihubungi Republika Online (ROL), Ahad pagi (8/6). Hal ini bukanlah pengakuan teologis Paus terhadap kalimat-kalimat Tauhid yang ada dalam kalimat-kalimat adzan.
Menurut Yunahar, sekecil apa pun usaha mendamaikan Palestina dan Israel harus dihargai. Namun, berhasil atau tidaknya lebih banyak ditentukan oleh Israel sendiri.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, azan berkumandang secara resmi di Vatikan. Tidak hanya itu, pembacaan ayat Alquran dan shalat juga dilakukan di tempat suci umat Katolik itu.
Peristiwa bersejarah itu merupakan konsekuensi dari usulan Paus Fransiskus I setelah melakukan kunjungannya ke Palestina dan Israel. Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu melakukannya dengan tujuan mediasi perdamaian antara Israel dan Palestina dapat terwujud.