REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak terasa, puasa sebentar lagi. Ingatan Syifa Fauzia pun kembali ke beberapa tahun lalu, saat ia masih mengenyam pendidikan di dua negara nonmuslim.
Bungsu dari pasangan Chatib Nasekh (almarhum) dan Tutty Alawiyah AS ini mendapat kesempatan belajar di dua negara, yaitu menyelesaikan Program S1 di Perth, Western Australia dan Program S2 di London Inggris.
Sewaktu di Perth, Syifa melaksanakan ibadah puasa dengan waktu yang cukup panjang. Imsak pukul 05.00 dan buka puasa di waktu maghrib pukul 20.30 malam.
''Di perth saya tinggal satu rumah bersama dua orang sahabat. Kami gantian menyiapkan makanan sahur, tentunya tidak mungkin yang repot-repot, hanya berupa abon sapi dan keripik kentang yang dibawa dari Jakarta, atau telor ceplok dan teri kacang,'' ungkap Syifa kepada Republika akhir pekan lalu.
Berbuka puasa, kata Syifa, justru lebih beragam. ''Di Australia ikatan persaudaraan warga indonesia sangat erat, hampir setiap hari saya dan temen-teman berbuka bersama,'' ujarnya semringah.
Tempatnya, kata Syifa, bisa bergantian di rumah masing-masing, atau di pengajian-pengajian yang diselenggarakan ibu-ibu atau pun ikut bergabung berbuka puasa di konsulat Republik Indonesia.
''Kami adalah mahasiswa yang sedang merantau. Tak jarang ibu-ibu di Perth membekali kami berkotak-kotak makanan untuk dibawa pulang bersantap sahur. Suasana indonesia masih sangat terasa meskipun kami jauh dari rumah,'' paparnya haru.
Ia mengungkapkan, lain di Perth Australia, lain pula di London Inggris. Kebetulan, ia berangkat seminggu sebelum hari pertama bulan Ramadhan. Tak pelak, ia mengaku sempat sedih, ''Itulah kali pertama saya tidak mungkin berlebaran di rumah,'' ujarnya.