REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Riau menyatakan, pihak Kedutan Besar Arab Saudi mengurangi visa untuk menjalankan ibadah umrah selama bulan suci Ramadhan 1435 Hijriah.
"Permasalahan umrah saat ini adalah terbatasnya visa yang dikeluarkan pemerintah Saudi untuk bulan Ramadhan, sehingga kesempatan orang Indonesia melaksanakan umrah jadi berkurang di bulan suci," ujar Ketua Asita Riau Ibnu Masud di Pekanbaru, Selasa (24/6).
Menurut dia, pengurangan kuota tersebut terjadi karena pemerintah negara Arab Saudi mengambil suatu kebijakan dengan dikhusukan untuk negara-negara muslim yang berada dikawasan Timur Tengah. Sehingga banyak terdapat travel di Indonesia yang melayani perjalanan umrah khususnya di Riau tidak berani melayani calon jamaah, disamping dari sisi harga saat ini sudah mulai melonjak mahal dibadingkan bulan-bulan sebelumnya.
"Harga pembuatan visa mahal sampai 500 dolar AS atau sekitar Rp5,5 juta per orang dengan kurs 1 dolar AS sama dengan Rp11 ribu. Jadi, mana berani orang jual. Sejak bulan Sya'ban, pengurangan telah dilakukan. Cuma pihak travel diam-diam saja mereka," katanya.
Untuk ongkos paket umroh di bulan suci Ramadhan 1435 Hijriah, lanjutnya, tahun ini mengalami kenaikan sekitar 40 persen dibanding dengan bulan-bulan biasa karena naiknya biaya hotel penginapan jamaah, biaya pesawat jamaah dan lain sebagainya.
"Termurah itu sekitar Rp24 juta, sedangkan Ramadhan menjadi diatas Rp30 juta per orang. Umrah murah itu saat musim
haji baru usai, ketika mendekati Ramadhan semakin mahal. Jadi kalau ada orang beriklan murah saat Ramadhan, itu hanya tipuan," tegasnya.