REPUBLIKA.CO.ID,
Kemenag menganggarkan Rp 142 juta untuk sidang itsbat.
Dengan demikian, mereka yang menggunakan wujudul hilal yakni mengamati hilal dengan mata telanjang, 1 Ramadhan bertepatan dengan Ahad (29/6). Sedangkan melalui metode hisab, 1 Ramadhan jatuh pada Sabtu (28/6).
Muji menyatakan, ada satu metode baru lagi yatu ruqyat qobla ghurub. Caranya dengan melihat hilal pada siang hari. Itu masih banyak mengundang perdebatan. Sebab selama ini, mengamati hilal dilakukan setelah matahari terbenam.
Sementara itu, Sekretaris Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag) Muhammadiyah Amin mengatakan pemerintah menyiapkan dana untuk sidang itsbat sebesar Rp 142 juta.
Sebagian besar dana tersebut dialokasikan untuk akomodasi para tamu yang diundang dalam sidang istbat. Sebanyak 40 ormas Islam diundang dalam acara ini. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin juga diundang.
Pemerintah pun bertanggung jawab terhadap biaya pemberangkatan pengurus ormas yang berasal dari daerah. Ia mengatakan, dana yang keluar relatif kecil bila dibandingkan dengan pentingnya sidang itsbat bagi kepentingan umat Islam.
Sebab, pemerintah wajib menetapkan 1 Ramadhan dan Syawal. Umat Islam, butuh kepastian hukum dalam menjalankan puasa melalui itsbat. ‘’Jadi kalau tahun lalu disebut kami mengeluarkan Rp 9 miiar itu fitnah,’’ kata Muhammadiyah.
Ia menambahkan, Kemenag tidak menyiapkan tim khusus untuk pengamatan hilal. Sebaliknya, kantor wilayah di setiap provinsi yang akan bergerak melakukannya. Mereka melaporkannya dalam penetapan Ramadhan di sidang itsbat.