REPUBLIKA.CO.ID, MASERU -- Secara demografi, umat Islam di Lesotho termasuk minoritas, yakni hanya 10 persen. Wajar, bila umat Islam di sana hanya memiliki tujuh masjid kecil. Itu pun hasil sumbangan negara-negara Islam.
Pada Oktober 2009, umat Islam mendapat hibah dari pemerintah berupa tanah seluas 30 ribu meter persegi. Hibah ini akan diperuntukan untuk pembangunan masjid. Harapannya, umat Islam akan memiliki masjid besar yang mampu menunjang segala kegiatan.
Sebelumnya, Pemerintah Libia juga pernah menawarkan bantuan untuk pembangunan masjid di Maseru. Namun karena ada perbedaan sikap politik di internal Pemerintah Lesotho, rencana itu tak pernah berbuah hasil.
Bagaimana dengan karakteristik Muslim Lesotho, umumnya mereka berasal dari imigran India dan Pakistan. Mereka bekerja sebagai pedagang. Tak ada satu masjid pun yang bisa ditemui di ibukota negara bekas wilayah jajahan Inggris dan merdeka pada 1966 itu.
Menurut data di laman Islamic FInder ada beberapa tempat kegiatan komunitas Muslim di Lesotho. Di Maseru, ada Moosa Group of Companies dan Maseru Islamic Institute. Di Leribe, pusat kegiatan umat Islam berada di Lesotho Islamic Center, Madina Masjid dan Maputsoe Anwary Junior School. Di Butha-Buthe ada Lesotho Muslim Congregation. Meski sedikit Muslim Lesotho memiliki organisasi Lesotho Muslim Association.