REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bulan Ramadhan menjadi keberkahan tersendiri bagi para pedagang. Sebab, tingkat konsumsi pangan masyarakat meningkat walaupun dalam keadaan berpuasa.
Hal demikian dialami oleh Erna, pedagang nasi goreng di dekat Masjid Agung Sunda Kelapa. Adanya bazar yang diadakan masjid itu membuat jamaah hadir lebih banyak dan menguntungkan bisnis Erna.
“Bisa habis sampai 80 bungkus tiap hari,” ungkap Erna, Rabu (2/7). Ia mengaku penghasilannya jauh lebih meningkat dari hari-hari biasa.
Hal serupa dialami oleh Surimah, pedagang minuman di Masjid Istiqlal. Di bulan-bulan biasa, Surimah hanya seorang ibu rumah tangga.
Namun, ia memutuskan membantu suaminya berjualan minuman setelah melihat jamaah yang banyak berkerumun di sekitar masjid di bulan sibuk seperti saat ini. “Banyak sekali jamaahnya. Dan pasti ada yang mau beli minuman saya,” kata Surimah.
Mira, salah seorang pembeli, menilai meningkatnya penghasilan pedagang adalah wajar. Ia sendiri mengaku senang dengan banyaknya penjual yang tumpah ruah, baik itu pangan maupun sandang.
“Mungkin karena seharian kita nggak nyentuh makanan kali ya. Jadi, pas kita liat makanan, bawaannya pengen terus,” Mira beralasan seraya tertawa.
Ia mendukung pedagang yang memanfaatkan bulan Ramadhan sebagai bulan peningkatan penghasilan. Apalagi, katanya, peningkatan ini bisa sangat bermanfaat untuk orang-orang menengah ke bawah. “Asal cara dagangnya saja yang sehat. Jangan memaksa,” pesannya.