REPUBLIKA.CO.ID, KHAN YOUNIS -- Warga Khan Younis mengatakan ledakan di wilayahnya tidak henti-henti terutama sejak Rabu malam. Mereka mengatakan serangan udara dan ledakan yang ditimbulkan sangat mengerikan dan membuat anak-anak tidak dapat tidur.
"Sangat mengerikan, pemboman terus terjadi seperti tiada henti. Anak-anak kami tidak dapat tidur karena ketakutan," ujar Hassan Bashiti (52). Ia terlihat berdiri bersama dengan sekelompok pria yang hendak menunggu pemakaman warga Palestina yang tewas terkena ledakan.
Tamer al-Astal, salah satu korban selamat yang berada di restoran mengatakan hampir tiap malam datang untuk menghabiskan waktu disana. Ia yang saat ini terbaring di rumah sakit akibat terkena pecahan peluru di wajah dan kakinya.
Ia menceritakan saat ledakan terjadi, ia sedang menonton berita di televisi sambil menunggu pertandingan Argentina-Belanda dimulai. Namun, ledakan tiba-tiba terjadi dan ia tidak sadarkan diri. "Saya tiba-tiba merasa tercekik saat ledana terjadi dan saat saya membuka mata, saya sudah berada di rumah sakit," ujar Astal.
Sementara itu, Mesir telah membuka perbatasan rafah menyusul agresi militer Israel yang semakin luas, hingga ke Gaza Mounting. Perbatasan ini menjadi pintu gerbang utama lebih dari 1,7 penduduk Gaza yang memungkinkan mereka untuk dievakuasi ke rumah-rumah sakit di Mesir. Selama lebih dari satu bulan, perbatasan di ujung selatan Jalur Gaza itu telah ditutup oleh Pemerintah Mesir.